Tidak ada satu orang pun yang dapat memprediksi terjadinya kebakaran karena dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Karena itulah, kebakaran sering mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Meskipun demikian, Anda dapat segera memadamkannya dengan menggunakan alat pemadam kebakaran, baik secara tradisional maupun secara modern.
Jika secara tradisional, Anda dapat menggunakan pasir, karung goni, dan air. Jika secara modern, Anda dapat menggunakan APAR dan APAB. Berbicara mengenai APAR, alat pemadam kebakaran ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu APAR air (water system), APAR busa (foam system), APAR karbon dioksida (CO₂ system), dan APAR serbuk kimia (dry chemical powder system). Artikel ini akan membahas tentang APAR busa (foam system).
Foam system adalah alat pemadam kebakaran yang menggunakan bahan kimia pembentuk busa stabil yang terdorong oleh gas seperti nitrogen atau karbon dioksida saat dikeluarkan dari dalam tabung. Alat ini digunakan saat api tidak dapat dipadamkan dengan air, terutama untuk kebakaran yang melibatkan bahan cair mudah terbakar (kelas B). Alat pemadam ini biasanya mengandung air, surfaktan, dan bahan tambahan seperti sodium alkil sulfat dan fluorosurfactants, contohnya asam perfluorooktanesulfonat (PFOS), asam perfluorooktanoat (PFOA), dan fluorotelomer.
Contents
Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Memasang Foam System
Sebelum memasang foam system, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, jumlah busa harus disesuaikan dengan jenis material di area yang akan dilindungi serta kapasitas tangki bladder yang digunakan. Kedua, jumlah stok foam compound harus selalu dijaga, yaitu minimal dua kali lipat dari kebutuhan busa untuk menutupi area tersebut. Ketiga, waktu pengaplikasian harus disesuaikan dengan karakteristik material yang dilindungi agar efektivitas pemadaman maksimal.
Karakteristik Foam System
Setiap APAR memiliki karakteristik tersendiri, begitu pula dengan foam system. Adapun karakteristik foam system adalah sebagai berikut:
-
Tidak bersifat konduktif sehingga tidak dapat digunakan untuk memadamkan api dari kelas kebakaran C (listrik hidup).
-
Bersifat ringan sehingga sangat efektif untuk memadamkan bahan cair mudah terbakar.
-
Dapat digunakan untuk memadamkan api dari kelas kebakaran A (bahan padat seperti kayu, kertas), tetapi paling efektif untuk kebakaran kelas B (bahan cair mudah terbakar).
-
Umumnya ramah lingkungan dan tidak membahayakan hewan, manusia, serta tumbuhan jika digunakan dengan benar.
Komponen Foam System
Agar dapat bekerja secara optimal, foam system memiliki beberapa komponen penting, yaitu:
-
Bladder tank
-
Foam pump proportioning system
-
In-line balance pressure proportioner
-
In-line foam inductor
-
Foam maker
-
Foam chamber
-
Foam aspirating nozzle
-
Rim seal foam pourer
Komponen-komponen tersebut bekerja bersama untuk mencampurkan konsentrat busa dengan air secara proporsional dan menghasilkan busa pemadam api yang efektif.
Jenis Konsentrat Busa yang Digunakan
Jenis-jenis konsentrat busa dalam foam system antara lain:
Foam ARC 3X3S C6
Alcohol-Resistant Aqueous Film Forming Foam (AR-AFFF) ini terdiri atas surfaktan hidrokarbon dan fluorokarbon yang dicampur dengan pengawet, pelarut, dan polimer khusus. Efektif untuk memadamkan api kelas A dan B, termasuk cairan polar seperti alkohol.
Foam Konsentrat AFFF 1%S
Aqueous Film Forming Foam (AFFF) ini terdiri atas surfaktan hidrokarbon dan fluorokarbon yang dicampur dengan pengawet, pelarut, dan stabilisator. Diformulasikan untuk campuran 1% ke dalam air dan efektif untuk kebakaran kelas A dan B berbahan hidrokarbon.
Foam Konsentrat AFFF 3%S C6
Mirip dengan jenis 1%, namun digunakan dalam rasio 3%. Cocok untuk pemadaman kelas A dan B, terutama yang melibatkan cairan hidrokarbon seperti bensin dan solar.
Foam Konsentrat Fluoroprotein (FP) 6% C6
Terdiri atas surfaktan fluorokarbon dengan basis protein, menghasilkan busa yang lebih stabil. Efektif digunakan untuk kebakaran kelas B berbahan hidrokarbon.
Rasio Ekspansi Busa
Dalam sistem yang modern, konsentrat busa dicampurkan dengan air dalam rasio 3%–6%, tergantung jenis konsentrat. Tingkat ekspansi busa dibagi sebagai berikut:
-
Ekspansi rendah: 7,5%–20%
-
Ekspansi sedang: 20%–250%
-
Ekspansi tinggi: 250%–1.000%
Rasio ini menentukan volume busa yang dihasilkan serta penggunaannya berdasarkan kebutuhan ruang dan jenis risiko kebakaran.