Bagaimanakah sistem deteksi kebakaran manual bekerja? Agar sistem deteksi kebakaran manual bekerja maksimal untuk bangunan, maka ada desain standar yang perlu dipenuhi. Selain itu, sistem ini juga harus sesuai dengan undang-undang keselamatan bangunan. Dan yang utama adalah mengenal aplikasi produk pada sistem deteksi kebakaran dengan baik.
Sistem alarm untuk mendeteksi kebakaran sifatnya kompleks, jadi harus ada orang ahli di dalamnya. Dan ada yang manual dan otomatis. Sistem alarm manual ini lebih dulu dikenalkan pada dunia dibandingkan dengan yang otomatis.
Contents
Jenis Sistem Deteksi Kebakaran
Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan jenis alarm kebakaran yang tepat untuk gedung Anda, alangkah baiknya jika Anda tahu tentang berbagai jenis sistem alarm kebakaran yang ada di pasaran. Dua jenis utama sistem alarm kebakaran adalah konvensional dan addressable. Berbagai komponen pada kedua sistem inilah yang akhirnya membantu sistem ini bisa dijalankan secara otomatis atau manual.
Alarm Kebakaran Konvensional
Sistem alarm kebakaran konvensional menghubungkan semua komponennya ke panel kontrol alarm kebakaran. Panel kontrol ini akan menampilkan sinyal saat salah satu komponen aktif. Jenis sistem ini lebih ramah di kantong dan bisa digunakan di gedung-gedung berukuran sedang. Kelemahannya, ketika terjadi kebakaran, sinyal hanya mengirimkan alarm umum dan tidak bisa mengetahui komponen mana yang bermasalah di dalam gedung.
Alarm Kebakaran Tipe Addressable
Sistem alarm kebakaran addressable ini merupakan keluaran yang paling modern. Kelebihannya, setiap komponen dapat melakukan identifikasi sendiri. Jadi saat salah satu komponen sistem mendeteksi gangguan, mereka akan menunjukkan alamat spesifik komponen tersebut pada panel alarm kebakaran. Selain itu, Anda bisa dengan cepat mengetahui dari mana asal gangguan berkat sinyal yang dikirimkan.
Dengan mengetahui hal ini, Anda bisa menentukan jenis sistem mana yang akan bekerja maksimal di gedung Anda dan yang sesuai dengan anggaran.
Sistem Deteksi Kebakaran Manual
Meskipun sistemnya manual, cara kerjanya tetap sama, yaitu memberikan perlindungan kepada penghuni gedung saat terjadi kebakaran. Sistem ini juga mendeteksi adanya potensi gangguan kebakaran.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari sistem deteksi kebakaran ini adalah komponen dalam sistem alarm kebakaran. Sistem ini tetap menggunakan berbagai perangkat penting. Kompleksitas sistem pendeteksian dan persinyalan bervariasi tergantung kebutuhan gedung. Desain, pemasangan, dan persetujuan sistem deteksi serta alarm mungkin memerlukan pengujian penerimaan oleh regulator atau instansi terkait.
Desain dan pemasangan sistem deteksi kebakaran manual harus sesuai dengan ketentuan NFPA (National Fire Protection Association) yang berlaku. Standar lainnya seperti SNI dan Permen PUPR juga berlaku untuk pemasangan sistem ini, termasuk prosedur dan tata caranya.
Beberapa Standar Wajib dalam Sistem Ini, antara Lain:
Unit Kontrol Alarm Kebakaran (Fire Alarm Control Unit/FACU)
Ini biasa disebut dengan FACU. Di dalamnya terdapat FACP (Fire Alarm Control Panel), yang berisi perangkat elektronik untuk mengawasi dan memantau integritas dari kabel serta komponen sistem alarm kebakaran. FACU ini adalah otak dari seluruh sistem. Fungsinya antara lain:
-
Menyediakan komunikasi dua arah dengan petugas pemadam kebakaran.
-
Mengintegrasikan sinyal jarak jauh untuk pemberitahuan kebakaran.
-
Mengontrol elevator, HVAC, pintu kebakaran, damper, kunci, dan fitur perlindungan kebakaran lainnya.
Power Supply Utama
Power supply utama berasal dari jaringan listrik bangunan yang terkoneksi ke utility provider lokal. Dalam kasus tertentu ketika listrik layanan tidak tersedia atau tidak dapat diandalkan, generator berbasis mesin bisa digunakan sebagai sumber utama daya. Jika generator seperti ini digunakan, maka harus ada operator terlatih yang berjaga selama 24 jam, terutama pada sistem kebakaran manual. Jika tidak memungkinkan, bisa digunakan beberapa generator cadangan yang dikonfigurasi otomatis.
Power Supply Cadangan
Semua alarm pada sistem deteksi kebakaran harus memiliki sumber daya cadangan. Daya ini dirancang agar bisa beroperasi saat daya utama tidak berfungsi. Daya cadangan harus mampu mengoperasikan sistem secara normal dalam kondisi siaga, termasuk jika terjadi kebakaran. Waktu operasi yang dibutuhkan untuk daya sekunder ini bervariasi tergantung ukuran dan desain sistem. Biasanya sistem ini menggunakan baterai atau generator otomatis.
Perangkat Dalam Sistem Deteksi Kebakaran Manual
Sistem deteksi kebakaran terdiri dari perangkat manual dan otomatis yang diaktifkan oleh keberadaan api, asap, atau panas. Perangkat ini kemudian mengirimkan sinyal ke FACU menggunakan salah satu dari dua metode:
-
Sistem kabel (hard-wire)
-
Sinyal nirkabel melalui gelombang radio ke penerima di panel
Perangkat yang umum digunakan antara lain:
-
Pull stations manual (tombol tarik manual)
-
Smoke detector (detektor asap)
-
Flame detector (detektor api)
-
Heat detector (detektor panas)
-
Detektor kombinasi
-
Perangkat aliran air (flow switch pada sprinkler)
Penutup
Meskipun sistem deteksi kebakaran manual terlihat lebih sederhana, sistem ini tetap harus dirancang dan dipasang oleh individu atau perusahaan yang berkualifikasi. Pemasangan yang tepat akan meningkatkan efektivitas sistem dalam merespons kebakaran sejak dini.
Jika Anda ingin menginstal sistem tersebut, hubungi tenaga profesional di bidangnya. Hubungi saja Totalfire Indonesia, yang sudah berpengalaman dalam sistem perlindungan kebakaran di Jakarta, Indonesia.