Sistem Proteksi Kebakaran Pasif Pintu Tahan Api

Pintu Tahan Api

Kebakaran merupakan kondisi di mana suatu bangunan atau tempat mengalami bahaya yang ditimbulkan oleh nyala api baik kecil maupun besar yang berpotensi merugikan dan dapat membahayakan jiwa. Peristiwa ini dapat terjadi di mana saja dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, masyarakat maupun perusahaan harus memahami apa yang dimaksud dengan sistem proteksi kebakaran, agar dapat mengantisipasi bencana ini dan meminimalisasi kerugian yang dapat ditimbulkan.

Pengklasifikasian Sistem Proteksi Kebakaran

Perlindungan pada bangunan dan lingkungan dari bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan menginstal sistem proteksi kebakaran. Sistem ini terdiri atas peralatan, kelengkapan, dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan sebagai upaya perlindungan terhadap bangunan dan lingkungan dari bahaya kebakaran. Mudahnya, sistem proteksi kebakaran ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif.

Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

Sistem proteksi kebakaran pasif merupakan sistem proteksi kebakaran berupa material pendukung yang berfungsi untuk menghambat atau memperlambat proses kebakaran. Untuk melakukan perannya, sistem ini selalu menyala dan tidak perlu diaktifkan. Sebagai contoh adalah penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan, serta desain bangunan yang dapat mengurangi risiko kebakaran, seperti penggunaan penyekat ruang dan lantai yang tahan api.

Sistem Proteksi Kebakaran Aktif

Sementara itu, sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem pendeteksian kebakaran baik secara manual maupun otomatis; sistem pemadam kebakaran berbasis air, sebagai contoh: pipa tegak, selang kebakaran, dan sprinkler; serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, sebagai contoh, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan pemadam khusus.

Pentingnya Pemasangan oleh Tenaga Profesional

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan sistem proteksi kebakaran baik sistem proteksi kebakaran pasif maupun sistem proteksi kebakaran aktif harus dilakukan dengan prosedur yang tepat dan dikerjakan oleh tenaga profesional. PT. TotalFire Indonesia merupakan salah satu kontraktor fire protection yang ada di Indonesia yang dapat membantu Anda menyediakan fasilitas sistem proteksi kebakaran yang pasif dan sistem kebakaran aktif.

Perlindungan Bangunan dan Keselamatan Jiwa dengan Proteksi Kebakaran Pasif

Sistem proteksi pasif berfungsi untuk melindungi bangunan dan menyelamatkan jiwa orang-orang yang berada di tempat terjadinya kebakaran.

Contoh Penggunaan Sistem Proteksi Pasif

Salah satu contoh dari penggunaan sistem ini adalah memungkinkan pengguna untuk membatasi titik api di ruangan tertentu (mengunci titik api untuk menghindari menyebarnya api ke area lainnya). Kondisi ini memberikan waktu yang memadai bagi pemadam kebakaran untuk mengevakuasi korban karena kebakaran tertahan dalam suatu ruangan dalam waktu yang relatif lama.

Proses Pengujian Sistem Proteksi Pasif

Untuk memastikan sistem proteksi pasif yang digunakan sudah sesuai dengan standar yang berlaku, maka diperlukan proses pengujian sebelum produk dipasarkan. Proses pengujian sistem meliputi tiga kriteria, yaitu:

  1. Stabilitas: Sistem patut memenuhi unsur proteksi dalam jangka waktu yang diminta.
  2. Integritas: Sistem dapat mencegah kebakaran dengan cara menahan asap dan gas berbahaya menyebar dalam jangka waktu yang diminta.
  3. Isolasi: Dalam jangka waktu yang diminta, temperatur dalam ruangan tidak melebihi batas yang telah ditentukan.

Implementasi Sistem Proteksi Kebakaran yang Komprehensif

Bangunan dan lingkungan yang berpotensi memiliki risiko kebakaran yang tinggi wajib menerapkan sistem proteksi kebakaran yang komprehensif sehingga dapat meminimalisasi kerugian baik materiil maupun jiwa. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan sistem proteksi kebakaran yang pasif yang didukung oleh penyedia layanan yang profesional. PT. TotalFire Indonesia adalah salah satu kontraktor fire protection yang dapat mengedukasi dan memfasilitasi Anda dalam menyediakan layanan Sistem Proteksi Kebakaran Pasif.

Contoh Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

Beberapa contoh sistem proteksi kebakaran yang pasif yang dapat Anda pilih untuk melindungi properti yang Anda miliki di antaranya adalah:

  • Dinding Tahan Api: Dinding lapisan yang tahan api memiliki resistensi terhadap api, dan didesain pula untuk memisahkan bangunan apabila terjatuh pada satu sisi sehingga tidak berdampak pada yang lain. Selain itu, dinding tahan api dapat membantu mengurangi api menyebar ke area yang lebih luas sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang diderita.
  • Lantai Tahan Api: Bangunan yang berpotensi mengalami kebakaran sebaiknya juga dilengkapi dengan lantai tahan api untuk memaksimalkan proteksi, karena lantai yang tidak tahan api dapat memperparah kondisi kebakaran karena menyebabkan penyebaran api yang lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan lantai yang tidak mudah terbakar atau tahan api.
  • Pengelolaan Kabel Elektronik: Bagi bangunan yang banyak memiliki barang-barang elektronik, alangkah baiknya menggunakan lapisan kabel dan melakukan pengecekan berkala terhadap barang-barang tersebut untuk memastikan kabel dalam kondisi yang baik dan tidak terkelupas, yang dapat menjadi pemicu timbulnya api sebagai akibat terjadinya korsleting listrik.
  • Spray Fireproofing: Sistem proteksi pasif lainnya adalah penggunaan spray fireproofing yang umumnya digunakan untuk mengontrol suhu alat elektronik di bawah 140° Celsius dan elemen struktur baja sebesar 150° Celsius. Proteksi ini dibutuhkan untuk keperluan manufaktur dan kapal.
  • Pintu Tahan Api: Untuk saat ini cukup mudah untuk menemukan pintu tahan api di Indonesia, dengan material yang paling umum di gunakan adalah baja. Jadi dengan penggunaan pintu baja, kita sudah dapat meminimalisir dan menahan laju kebakaran jika terjadi.

Demikian sekilas informasi tentang sistem proteksi pasif. Menurut Anda, apakah sistem proteksi pasif dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi risiko kebakaran?