Kontraktor Proteksi Kebakaran Indonesia

Pernahkah anda menyaksikan peristiwa kebakaran? Ya, kebakaran merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang terjadi di alam. Banyak yang menyebabkan kelalaian kebakaran. Bisa karena keteledoran manusia seperti menyalakan api di tempat sembarangan dan lupa, mematikan, menyalakan kompor lupa mematikan, menyimpan bahan peledak, ataupun murni kecelakaan seperti konsleting listrik, panas yang terlalu tinggi dan gesekan antar ranting pohon, kendaraan meledak dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi kebakaran dan dampak kebakaran secara lebih luas diperlukan sebuah sistem proteksi terhadap kebakaran. Sistem Proteksi sendiri merupakan langkah mencegah terjadinya masalah lebih serius lagi pada kasus, kebakaran. Tulisan ini akan membicarakan mengenai pentingnya kontraktor proteksi kebakaran Indonesia, di mana cakupan kebakaran sudah berada dalam lingkup negara seperti kebakaran hutan.

Terjadinya Kebakaran Dan Jenis Kebakaran

Kebakaran terjadi apabila api melahap benda apa saja yang dilewati dan terjadi lalapan api yang besar dan merugikan. Berikut syarat terjadinya api.

  1. Panas

Api akan muncul apabila ada panas. Panas merupakan mediator terbentuknya api yang cukup signifikan. Api mulai terpercik pada kondisi lingkungan dengan panas di atas 68°C. Pada kondisi tersebut udara mulai memuai dan renggang. Api akan bisa terpercik ketika komponen lain ada.

  1. Oksigen

Api sendiri adalah hasil oksidasi udara panas. Ketika udara panas terbentuk dan ada keberadaan oksigen yang melimpah, maka syarat terbentuknya api tercapai. Api mulai hadir dan membentuk lidah api. Oleh karena itu, pada peristiwa membuat api kenapa dihadirkan kipas, udara dan sejenisnya karena untuk memasukkan lebih banyak oksigen ke dalam udara panas tersebut.

  1. Bahan Bakar

Bahan bakar merupakan media yang ditumpangi ataupun dilewati oleh api. Bahan yang mudah terbakar pada umumnya berupa bahan organik kering dengan kadar karbon tinggi dan kadar air rendah. Bahkan air mengandung unsur hidrogen yang justru memadamkan api. Bahan bakar paling banyak digunakan adalah yang berasal dari proses fosil seperti minyak bumi dan turunannya, batu bara, ataupun bahan yang mengandung selulosa seperti kayu, tempurung kelapa, kertas. Menurut  kita melihat jenis media yang terbakar apa saja termasuk penyebabnya.

Adapun mengenai jenis kebakaran adalah sebagai berikut.

  1. Kebakaran Lokal

Kebakaran lokal terjadi pada area sempit dan tidak meluas. Sebagai contoh adalah kebakaran toko, rumah ataupun kantor. Kebakaran lokal sifatnya lebih sempit dan tidak meluas. Bahkan mungkin kebakaran hanya terjadi pada area atau bagian tertentu.

  1. Kebakaran Lingkungan

Kebakaran lingkungan cakupannya lebih luas dari pada kebakaran lokal. Mungkin bisa terjadi di area pemukiman padat penduduk, area yang lebih luas lagi seperti kompleks perkantoran, pasar, lahan pertanian dan lain sebagainya. Kebakaran meluas harus cepat ditangani supaya tidak menelan korban lebih banyak lagi.

  1. Kebakaran Meluas

Kebakaran meluas lahan yang terbakar bisa berhektar-hektar dan mungkin bisa dianggap sebagai bencana. Sebagai contoh adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan merupakan bencana bukan lagi sebagai musibah terbatas karena membahayakan kelestarian hidup orang banyak seperti asapnya bisa membuat sakit, aktivitas kehidupan terhenti dan lain sebagainya.

Standar Operasional Kontraktor Proteksi Kebakaran Indonesia

Salah satu kontraktor proteksi kebakaran Indonesia adalah PT TotalFire Indonesia. Adapun standar operasional kerjanya adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan Sistem Proteksi Kebakaran Terpadu

Kebakaran harus, segera ditangani supaya tidak terjadi perluasan lahan atau tempat yang mengalami kebakaran. Sistem proteksi terpadu melibatkan banyak pihak, tidak hanya tergantung alat deteksi belaka melainkan juga kesigapan orang-orang yang berada di area wilayah kebakaran dan dilanjut ke kesigapan petugas pemadam kebakaran. Kecuali kebakaran tersebut belum meluas dan masih bisa diatasi dengan alat proteksi kebakaran otomatis.

  1. Penerapan Alat

Alat deteksi dan sekaligus pemadam kebakaran akan berfungsi optimal apabila penempatannya sesuai dan mudah menjangkau area yang dimungkinkan rentan terjadi kebakaran. Alat proteksi kebakaran sebaiknya tidak ditempatkan di lokasi yang tersembunyi seperti di balik tembok, di atas genting dan lain sebagainya. Peletakan yang tepat dan menjangkau daerah potensi kebakaran seperti pada rak instalasi server, pada tembok samping sebelah dalam penempatan genset atau di langit-langit ruang genset merupakan area tepat untuk meletakkan alat proteksi pemadam kebakaran.

Di ruang seperti lobby hotel di mana aktivitas manusia berlalulalang bisa ditetapkan pada tembok sisi dalam ruangan. Di laboratorium bisa ditempatkan di wilayah yang rentan terjadi percikan api dan lain sebagainya.

Demikian mengenai proteksi kebakaran Indonesia dan segala upaya mengendalikan kebakaran. Apabila anda masih ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem proteksi kebakaran, silakan bisa mencari informasi di TotalFire Indonesia. Berbagai informasi aktual dan lengkap mengenai proteksi kebakaran akan anda dapatkan.