Cara Mengatasi Kebakaran Pabrik di Indonesia

Pabrik di Indonesia adalah salah satu tempat yang rawan kebakaran. Anda pasti sering membaca berita kebakaran pabrik, mulai dari pabrik kertas sampai pabrik elektronik. Siapapun tidak bisa memprediksi kebakaran terjadi, hanya saja pihak pengelola pabrik bisa mengantisipasinya. Sebagian besar penyebab kebakaran karena kelalaian manusia. Itu sebabnya penting memberikan edukasi kepada karyawan tentang potensi kebakaran yang mungkin terjadi di tempat kerja.

Kebakaran pabrik di Indonesia kerap terjadi. Ada beberapa yang habis oleh si jago merah. Akibatnya pabrik tidak bisa beroperasi, karyawan tidak bisa bekerja, dan perusahaan pun merugi. Untuk mengantisipasinya ada beberapa cara. Antara lain dengan mengoptimalkan sistem pemadam kebakaran, selain itu juga memastikan bahwa benda-benda yang rawan menjadi penyebab kebakaran berada di tempat yang aman.

Ada banyak sebab pemicu kebakaran pabrik di Indonesia, paling sering adalah kelalaian manusia. Misalnya ada SOP untuk menyalakan mesin dalam waktu tertentu. Akan tetapi, hal tersebut melanggarnya sehingga terjadi panas berlebih yang menyebabkan korsleting listrik.

Penyebab lain cairan kimia atau bahan kimia yang tercecer dan sangat riskan menyebabkan kebakaran. Seringkali hal sepele ini tidak dapat menghindarinya, itu sebabnya pengetahuan yang cukup kepada karyawan sifatnya wajib. Harus melakukan apa saja sebagai langkah antisipasi?

Langkah Antisipasi Kebakaran Pabrik di Indonesia

Setiap karyawan wajib mengetahui potensi kebakaran di tempat kerja. Salah satu alasannya untuk meminimalkan bahaya kebakaran. Dampak kebakaran sangat besar bagi perusahaan dan karyawan. Karyawan wajib mengetahui potensi bahaya kebakaran, evakuasi jika terjadi kebakaran, dan lain-lain.

Upaya untuk mencegah kebakaran bisa dengan memasang sistem pemadam kebakaran dan menyediakan jalur evakuasi. Setiap karyawan harus mengetahui langkah antisipasi apabila terjadi kebakaran. Apa saja?

Mengetahui Risiko Kebakaran

Karyawan mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kebakaran, bahan yang mudah terbakar, sumber api, dan bagaimana proses kebakaran bisa terjadi. Perusahaan bisa mengadakan sosialisasi kepada karyawan terkait hal ini.

Memasang Sistem Pemadam Kebakaran

Ada aturan bahwa setiap pabrik, gedung, atau bangunan wajib memasang sistem pemadam kebakaran atau fire protection system. Termasuk menyediakan alat pemadam api ringan (APAR). Paling tidak karyawan bisa mengoperasikan APAR karena relatif mudah dan ringan.

Pihak manajemen juga harus memastikan APAR meletakannya di tempat yang mudah terjangkau dan terlihat. Tujuannya untuk memudahkan karyawan mengambil dan mengoperasikannya jika terjadi kebakaran.

Untuk sistem pemadam kebakaran, tim tanggap darurat harus merespons cepat apabila APAR tidak bisa mengatasi kebakaran. Manajemen juga harus rutin melakukan pemeliharaan terhadap alat pemadam kebakaran.

Memiliki Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi termasuk sistem pemadam kebakaran pasif. Karyawan wajib mengetahui jalur evakuasi jika terjadi kebakaran. Tentunya mereka harus memahami simbol jalur evakuasi, sehingga jika terjadi kebakaran tidak kebingungan dan bisa berjalan sesuai aturan. Untuk memahaminya perlu latihan atau simulasi evakuasi kebakaran, agar setiap karyawan mudah memahaminya dan tidak panik jika terjadi kebakaran.

Jalur evakuasi sebaiknya mudah mengaksesnya oleh karyawan, aman, tidak sempit, dan tidak terhalang oleh apapun. Pastikan ada label atau tanda sepanjang jalur evakuasi sehingga setiap karyawan bisa mengenalinya. Label harus terpasang di tempat yang terlihat jelas dan berwarna mencolok.

Simulasi Kebakaran

Simulasi kebakaran bukan hanya mengatur bagaimana jalur evakuasi. Akan tetapi, mulai dari proses alarm berbunyi, apa saja yang harus dilakukan karyawan yang dekat dengan sumber api, dan proses evakuasi karyawan dari ruangan melalui jalur evakuasi sampai keluar gedung. Manajemen gedung wajib memberikan simulasi ini agar karyawan tidak panik dan kebingungan ketika kebakaran terjadi.

Simulasi kebakaran minimal sekali dalam setahun atau jika diperlukan. Bisa bekerja sama dengan dinas pemadam kebakaran atau instansi terkait lainnya. Mengapa perlu? Agar karyawan mengetahui potensi, responsif, dan tidak panik jika terjadi kebakaran.

Menyimpan Benda Berbahaya dengan Benar

Salah satu penyebab kebakaran pabrik di Indonesia adalah penyimpanan benda yang mudah terbakar yang kurang benar. Misal di pabrik terdapat banyak cairan kimia, sebaiknya memiliki ruang penyimpanan tersendiri dan memastikan cairan kimia tersebut tidak tercecer.

Penyimpanan benda berbahaya juga tidak menumpuk di satu tempat yang sama untuk meminimalkan dampak kebakaran yang semakin meluas. Menyimpan benda-benda berbahaya di tempat yang aman sangat dianjurkan untuk mengatasi kebakaran di tempat kerja. Karyawan juga harus mematuhi SOP atau aturan yang telah ada untuk menghindari bahaya kebakaran.

Pemeliharaan Alat

Selanjutnya adalah pemeliharaan alat secara rutin. Alat pemadam kebakaran bukanlah barang murah dan dipakai hanya pada situasi darurat. Itu sebabnya manajemen wajib melakukan perawatan untuk memastikan alat bisa berfungsi dengan baik ketika dibutuhkan. Apalagi pabrik di Indonesia adalah salah satu tempat yang rawan kebakaran sehingga antisipasinya harus ketat.