Standar Bahan Nozzle dalam Sistem Pemadam Kebakaran

Penggunaan nozzle dalam sistem fire-fighting sangat penting. Meskipun termasuk aksesoris tambahan, alat ini perlu dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran atau komite K3. Melalui perangkat ini, petugas dapat menentukan bentuk aliran air yang keluar dari selang. Sebuah pipa semprot dipasang pada ujung selang. Dalam pemakaiannya, standar bahan nozzle juga perlu diperhatikan.

Standar Bahan Nozzle yang Dipakai untuk Memadamkan Api

Nozzle pemadam berfungsi untuk mengatur arah air dari selang yang terhubung dengan hydrant. Alat ini bekerja menggunakan aliran air bertekanan tinggi. Sehingga memudahkan petugas untuk memadamkan api, baik di luar maupun di dalam ruangan. Alat ini masuk dalam serangkaian sistem fire-fighting PT TotalFire Indonesia. Kami memberikan pelayanan optimal untuk kebutuhan sistem manajemen kebakaran.

Terdapat beragam pipa semprot yang digunakan untuk memadamkan api. Jenis yang sering digunakan adalah jet nozzle dan spray nozzle. Pada perusahaan besar yang beresiko tinggi ada juga yang memiliki deluge guns. Setiap jenis semprotan memiliki karakter yang berbeda.

Menggunakan pipa penyemprot untuk memadamkan api tidak boleh asal. Terlebih lagi jika berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Karena berhubungan dengan keselamatan dan keamanan banyak pihak. Ada standar bahan yang harus dipatuhi oleh petugas damkar maupun komite K3. Bahan pembuat yang disarankan adalah aluminium dan kuningan.

Aluminium Alloy

Mungkin banyak di antara kita menganggap logam aluminium sama dengan aluminium alloy. Padahal kedua jenis logam ini berbeda. Perbedaan utama terletak pada zat pembentuknya. Tentunya hal ini harus dipahami oleh pembuat atau pengguna nozzle sebagai alat pemadam api.

Aluminium saja merupakan salah satu unsur kimia yang berada dalam kerak bumi. Tampilan logam ini putih keperakan. Keberadaannya di kerak bumi sekitar 8%. Tapi tidak terbentuk secara alami. Karena bersifat sangat reaktif.

Sedangkan alloy merupakan perpaduan antara dua atau lebih unsur kimia. Zat ini diperoleh dengan mencampur logam aluminium dengan jenis logam lain. Dalam bidang kimia istilah alloy juga disebut dengan paduan. Pencampuran ini akan membentuk zat tidak murni lagi.

Tambahan unsur lain dapat meningkatkan karakteristik dan sifat logam. Tapi, takaran zat tidak ditambah secara sembarangan. Dengan standar tertentu, campuran ini menghasilkan sifat yang diinginkan. Sifat tersebut menjadi lebih baik daripada yang murni. Tanpa meninggalkan sifat dari logam utama, yaitu aluminium.

Sifat dan Karakter

Aluminium merupakan bagian dari logam bukan besi (nonferro). Logam murni memiliki berat jenis sebesar 2.7 gram/cm3. Zat ini bersifat konduktor dengan nilai konduktivitas sebesar 60%. Sebab itu, peralatan listrik mengandalkan logam ini selain tembaga.

Pada dasarnya, aluminium asli atau murni memiliki tekstur yang lunak. Sehingga mudah meleyot tanpa campuran. Perpaduan aluminium dengan unsur kimia lain menghasilkan karakter dan sifat yang berbeda. Ini bergantung pada jenis logam campurannya.

Penambahan jenis logam lain bisa saja menurunkan atau bahkan meningkatkan kualitas alloy. Paduan yang berkualitas dapat dihasilkan dari pencampuran dengan tembaga, mangan, silikon, magnesium, dan seng. Paduan ini tentu memiliki tujuan utama. Yaitu mempertahankan karakter aluminium dan meningkatkan sifatnya sesuai kebutuhan.

Tipe

Dalam perpaduannya, alloy memiliki berbagai tipe. Setiap jenis dikelompokkan sesuai dengan nilai atau grade. Untuk standar bahan nozzle menggunakan seri grade 6000. Paduan ini adalah hasil campuran antara aluminium, magnesium dan silikon. Suatu paduan yang umum digunakan pada berbagai peralatan industri dan kebutuhan K3.

Bahan untuk nozzle yang digunakan petugas damkar menggunakan tipe alloy 6061 (A6061). Tipe ini dapat menjaga kualitas dari aluminium itu sendiri. Perpaduan yang dianggap serbaguna. Karena mudah mengolah dan membentuk suatu alat. Tipe ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap korosi. Kekuatannya juga terbilang sangat baik. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan pembuat nozzle.

Kuningan

Logam kuningan sangat erat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bahan ini sering kita jumpai. Sekilas, warna logam campuran ini mirip seperti emas. Biasanya, kuningan digunakan sebagai lapisan atau finishing suatu peralatan. Senyawa ini memiliki sejarah yang cukup unik. Karena berhubungan dengan sejarah kuno dari Syria dan Turki. Jenis logam ini tidak berdiri sendiri. Hasil pencampuran antara seng dan tembaga ini menghasilkan logam sebagai bahan pembuat nozzle.

Sifat dan Karakter

Kuningan masuk dalam standar bahan nozzle pemadam kebakaran. Campuran seng dan tembaga ini memiliki warna emas menyala. Tapi ada juga yang berwarna putih perak dan emas kemerahan.

Perbedaan warna tersebut tergantung pada kadar unsur campurannya. Warna kemerahan muncul saat kadar tembaga lebih tinggi daripada seng. Sebaliknya, jika kadar seng yang lebih tinggi daripada tembaga warna cenderung keperakan.

Bahan ini sangat cocok untuk membuat nozzle. hal itu tak lepas dari sifatnya yang tahan karat. Mengingat, nozzle sering digunakan untuk mengalirkan fluida. Saat terbentuk sebagai pipa penyemprot, bobot kuningan cenderung ringan. Sehingga memudahkan petugas K3 maupun damkar untuk mengatasi kebakaran.

Tipe

Bahan untuk membuat nozzle menggunakan kuningan beta. Tipe ini bekerja baik meskipun pada suhu panas. Sehingga tahan terhadap percikan api. Logam jenis ini memang kurang ulet. Tapi memiliki kekuatan dan ketahanan yang tidak boleh diragukan. Oleh karena itu, juga dimanfaatkan untuk membuat sprinkler.

Aluminium alloy dan kuningan menjadi standar bahan nozzle yang paling dicari. Karena unsur kimia tersebut memiliki sifat yang dibutuhkan dalam alat pemadam. TotalFire Indonesia juga mengutamakan standar pemasangan sistem fire-fighting. Kami sangat menjaga kualitas perangkat sesuai dengan kebutuhan klien.