fire detection system cara kerja Sensor Api

Pengetahuan tentang pengertian, jenis, dan cara kerja sensor api sangat penting sebelum memasangnya pada bangunan tertentu. Mengapa demikian? Salah satu tujuannya adalah agar kita tidak salah meletakkan sensor pada sebuah ruangan. Misalnya, sensor api tidak sebaiknya dipasang di dapur. Pemasangan alat di tempat produksi yang membutuhkan api besar juga kurang tepat.

Seperti kita ketahui, pemasangan sensor api sangat penting untuk mencegah kebakaran di pabrik, gedung perkantoran, apartemen, rumah dan lokasi lainnya. Bisa jadi sensor api memberi tanda bahaya kebakaran, padahal kita sedang memasak dengan menggunakan api besar. Nah, agar tidak terjadi demikian, maka kita perlu memahami lebih dalam tentang sensor api.

Pengertian Sensor Api

Sensor api atau Flame Sensor merupakan salah satu alat pendeteksi kebakaran paling andal. Alat ini mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang 760 nm sampai dengan 1.100 nm. Transducer yang digunakan dalam mendeteksi nyala api adalah infrared. Pada intinya, alat ini mampu mendeteksi bahaya api yang berpotensi memicu kebakaran.

Sensor api ini biasa digunakan pada ruangan di perkantoran, apartemen, atau perhotelan. Namun, sering juga digunakan dalam pertandingan robot. Fungsi sensor ini adalah sebagai mata dari robot untuk mendeteksi nyala api. Peletakkan sensor api sebagai mata bisa membuat robot mampu menemukan posisi lilin yang menyala.

Sensor api ini memiliki manfaat yang cukup besar. Salah satu di antaranya adalah mampu meminimalisasi adanya false alarm atau alarm palsu sebagai sebuah tanda akan terjadinya kebakaran. Supplier yang bagus idealnya mampu merancang sensor khusus untuk menemukan penyerapan cahaya pada gelombang tertentu.

Jenis dan Cara Kerja Sensor Api

Secara umum, prinsip kerja sensor api cukup sederhana. Alat ini memanfaatkan sistem kerja metode optik sehingga mampu mendeteksi adanya percikan api sebagai tanda awal kebakaran. Perangkat optik mengandung ultraviolet, infrared, atau pencitraan visual api. Lantas bagaimana cara kerjanya?

Jika terjadi reaksi percikan api yang cukup sering dan terindikasi bahaya, maka akan terlihat emisi karbondioksida dan radiasi dari infrared. Dengan desain khusus, ultraviolet yang terkandung dalam sensor api akan mampu mendeteksi bahaya api.

Selanjutnya, sensor api terbagi menjadi 4 jenis, diantaranya adalah UV Flame Detector, UV/IR Flame Detector, Multi-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dan Visual Imaging Detector. Berikut ini penjelasan dan cara kerja sensor api jenis-jenis tersebut:

UV Flame Detector

Sensor api ini menggunakan teknologi ultraviolet sehingga mampu menanggapi radiasi spectral antara 180 nanometer sampai dengan 260 nanometer. Tingkat sensitivitas dan respon ultraviolet termasuk baik dan cepat dalam kisaran 0 sampai 50 kaki. Sensor jenis ini sangat sensitif terhadap hal-hal yang bermuatan listrik seperti lampu halogen, busur pengelasan dan petir.

UV/IR Flame Detector

Sensor api ini menggabungkan sensor optik ultraviolet ke dalam sensor infrared. Pengintegrasian dual band ini diharapkan dapat membuat detektor ini jauh lebih sensitif terhadap radiasi yang bersifat ultraviolet maupun infrared yang dipancarkan oleh percikan api.

Selain itu, teknologi ini juga memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi dengan respon yang jauh lebih baik dari teknologi yang sebelumnya. Oleh karena itulah, selain cocok diletakkan di dalam ruangan, teknologi ini juga cocok dipakai di luar ruangan yang bersifat terbuka.

Multi-Spectrum IR Flame Detector (MSIR)

Cara kerja sensor api jenis ini dibuat lebih canggih lagi dari jenis sebelumnya. Perangkat mampu memanfaatkan daerah spectral infrared secara maksimal untuk mendeteksi radiasi sumber api. Teknologi ini memiliki sensitivitas yang tinggi karena mampu menjangkau radiasi sumber api hingga 200 kaki dari sumber percikan api, baik indoor atau outdoor.

Selain itu, teknologi ini juga memiliki kekebalan yang tinggi terhadap radiasi yang berasal dari infrared. Radiasi ini dapat muncul karena adanya sengatan listrik, adanya percikan api, muatan listrik dan juga pemicu kebakaran yang lainnya seperti material yang bersifat panas.

Visual Flame Imaging Detector

Cara kerja sensor api Visual Flame Imaging ini tergolong lebih canggih dibandingkan dengan tiga teknologi sebelumnya. Mengapa demikian? Hali ini dikarenakan 3 hal berikut ini:

  • Pertama, teknologi ini menggunakan beberapa perangkat CCD. Perangkat CCD biasa digunakan dalam kamera sirkuit tertutup.
  • Kedua, teknologi ini menggunakan algoritma sebagai pendeteksi dini untuk menentukan letak percikan api sebagai penyebab kebakaran. Fungsi algoritma adalah menganalisis bentuk dan perkembangan api berdasarkan video yang diperoleh dari komponen CCD. Hasil analisis inilah yang akan menentukan, betul tidaknya sebuah kebakaran.
  • Ketiga, teknologi ini tidak mendeteksi adanya kebakaran melalui radiasi panas, muatan listrik, cahaya api atau sejenisnya seperti pada ketiga teknologi sebelumnya. oleh karena itulah, sensor api visual flame imaging detektor sangat cocok digunakan pada ruangan yang di dalamnya terdapat aktivitas pembakaran. Tentunya, agar tidak terjadi alarm palsu.

Panduan Penempatan Sensor Api

Setelah mengetahui Pengertian, jenis dan cara kerja sensor api, penting pula mengetahui di mana tempat terbaik untuk memasangnya. Anda tentu saja ingin alat ini bekerja optimal untuk mencegah bahaya kebakaran, bukan? Berikut ini beberapa pertimbangan penting dalam instalasi flame detector.

  • Tempatkan flame detector di area yang rentan menyulut kebakaran. Misalnya ruang mesin operator, gudang bensin dan bahan kimia atau ruang komputer.
  • Untuk bangunan beratap tinggi, tempatkan sensor api pada ruang penyimpanan berisi bahan-bahan yang mudah terbakar. Gudang penyimpanan sangat rentan menyulut kebakaran, entah karena kelalaian manusia maupun karena konslet listrik. Sensor api bisa segera mendeteksi bahaya api secara cepat dan efektif.
  • Untuk area pusat perbelanjaan, peron dan stasiun, tempatkan perangkat di ruangan yang luas dengan banyak ruangan. Anda bisa memasang sensor api di area dapur umum dan pusat listrik pada lokasi khusus yang direkomendasikan tim ahli.
  • Untuk area bisnis dan rumah tangga, tempatkan instalasi perangkat pada ruangan yang mudah memicu kebakaran. Silakan berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim ahli yang profesional ketika Anda ingin memasang sensor api di area dapur rumah tangga. Tujuannya agar tercegah dari tanda alarm palsu.

Di sisi lain, ada beberapa hal yang mesti Anda hindari. Misalnya, hindari memasang perangkat flame detector di dekat lampu sterilisasi, lampu merkuri atau di area pengelasan dan ruangan yang terpapar radiasi. Anda juga harus memastikan pemasangan flame detector tidak terhalang benda apapun yang menghambat deteksi bahaya kebakaran secara cepat.

Instalasi Sensor Api

Teknis instalasi sensor api yang terbaik adalah dengan melibatkan tim ahli yang sudah berpengalaman dan profesional. Pengadaan sensor api biasanya melibatkan supplier yang juga menyediakan tim khusus untuk jasa instalasi. Jadi, pastikan Anda mendapatkan pelayanan yang optimal untuk pemasangan perangkat perlindungan dari bahaya kebakaran.

Cara instalasi dan pengetahuan tentang pengertian, jenis dan cara kerja sensor api sangat penting. Di sisi lain, Anda juga harus tetap disiplin menerapkan aturan yang jelas tentang pencegahan kebakaran. Contoh sederhananya, jangan sembarangan menyimpan benda yang mudah terbakar di sekitar sumber api.

Demikianlah uraian singkat tentang pengertian, jenis, dan cara kerja sensor api sehingga kita tidak asal memasang pendeteksi kebakaran. Tidak menutup kemungkinan, peletakan sensor api yang salah dalam ruangan dapat menciptakan alarm palsu. Ingin lebih banyak lagi tentang sensor api? Silakan menghubungi PT Totalfire Indonesia sebagai salah satu perusahaan kontraktor sistem pemadam kebakaran yang representatif di Indonesia.