Sistem Manajemen Fire Hazards di Perusahaan Manufaktur

Bidang industri manufaktur mengolah bahan baku menjadi bahan jadi yang memiliki nilai jual. Manufaktur menghasilkan produk dalam skala besar. Maka, proses produksinya tidak bisa hanya dikerjakan oleh manusia. Hampir seluruh kegiatan pabrik melibatkan mesin bertenaga besar, komputer dan robot. Penggunaan teknologi dan manusia dapat mempercepat kegiatan produksi. Sebab itu, area kerja industri ini memiliki potensi kebakaran yang tak bisa dielakkan. Agar bencana berkurang, sistem manajemen fire hazards manufaktur perlu dibentuk. Sehingga pekerja dapat beraktifitas dengan aman dan nyaman.

Faktor Penyebab Kebakaran pada Manufaktur

Industri manufaktur memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya kebakaran. Dampaknya tentu sangat merugikan berbagai pihak. TotalFire Indonesia menghadirkan layanan fire system untuk mencegah kebakaran di pabrik. Sebagai ahli proteksi kebakaran, kami mampu melayani klien secara profesional.

Tidak ada yang ingin kebakaran terjadi di tempat kerja. Tapi, resiko tersebut bisa saja muncul tiba-tiba. Jika ditelusuri, ada beragam penyebab kebakaran di dalam pabrik. Hanya saja, dipersempit menjadi tiga faktor utama. Sebutan untuk pemicu kebakaran ini adalah Segitiga Api. Dalam kadar tertentu, ketiga faktor tersebut bersatu dan menghasilkan reaksi kimia. Hingga muncul api hingga salah satunya habis.

Bahan Mudah Terbakar (Fuel)

Semua lingkungan pabrik menggunakan bahan yang rentan terhadap api, seperti alkohol, oli, kertas dan kayu. Sedikit nyala api dapat memicu kebakaran besar. Bahkan bisa saja terjadi ledakan saat menyentuh bahan tertentu. Bahan yang mudah terbakar ini berbentuk cair, padat dan gas. Sebagian besar jenis bahan tersebut termasuk dalam B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Suhu Tinggi (Heat)

Sumber panas pada pabrik muncul pada listrik, mesin, gesekan mekanik, kompresi udara dan reaksi kimia. Ini menyebabkan suhu udara di sekitar menjadi lebih tinggi. Sehingga berpotensi besar terjadi kebakaran. Paparan sinar matahari juga bisa meningkatkan temperatur. Apalagi jika dekat pada benda yang tidak boleh terkena sinar UV secara langsung.

Oksigen (O2/Oxigen)

Keberadaan oksigen sangat mempengaruhi munculnya api. Jika kandungan O2 mencukupi akan melengkapi faktor pemicu kebakaran. Semakin besar kadar oksigen, maka semakin besar nyala api. Kadar oksigen yang mendukung terjadinya nyala api minimal 12%. Jika kurang dari itu, maka kebakaran tidak terjadi.

Sedangkan kandungan O2 di udara normal sebesar 21%. Tentu ini membuat napas lega. Karena tubuh manusia mendapat asupan oksigen yang cukup. Tapi, kadar tersebut juga cukup efektif mengundang nyala api.

fire protection proteksi kebakaran pabrik gudang

Membuat Sistem Manajemen Fire Hazards Manufaktur

Karena dapat memakan korban jiwa, potensi fire hazards perlu dikaji sejak awal. Setidaknya, resiko yang mungkin terjadi dapat ditekan. Tindakan pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Agar kegiatan produksi dan pekerjaan lain berjalan tanpa kendala. Di sinilah peran manajemen K3 pencegahan fire hazards manufaktur sangat penting. Berikut ini penerapan sistem keselamatan dari bahaya kebakaran.

Mengidentifikasi Fire Hazards

Sebelum mengarah pada tindakan konkrit, lakukan identifikasi terlebih dahulu. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan penyebab fire hazards. Anda bisa memulai dari mengenali sumber api di sekitar area kerja. Ini juga berlaku saat melihat kondisi sumber panas yang berubah. Misalnya, soket listrik yang terlihat hangus. Tentu saja hal perubahan ini perlu diwaspadai.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi juga perlu pengawasan. Baik itu bahan baku maupun material pendukung lainnya. Bahan baku yang digunakan tergantung dari jenis manufaktur. Ada yang menggunakan bahan yang aman dari resiko, ada pula yang tidak. Semua benda yang mudah tersulut jago merah harus diidentifikasi.

Mengidentifikasi Orang Beresiko

Sasaran identifikasi selanjutnya adalah orang yang beresiko terdampak fire hazards. Proses ini melibatkan seluruh unit kerja yang dekat dengan resiko. Perlu perhitungan akurat mengenai jumlah dan siapa saja orangnya. Tidak hanya terbatas pada pekerja, tapi juga tamu, petugas kebersihan, klien dan tamu.

Dengan begitu, akan mendapatkan gambaran tentang evakuasi dan sistem proteksi. Pengidentifikasian membantu mengelompokkan orang yang mungkin kesulitan dievakuasi. Sehingga tim keselamatan dapat sigap membantu evakuasi pada tempat kejadian.

Melakukan Evaluasi dan Pengurangan Resiko

Evaluasi terhadap fire hazards dikerjakan setelah melakukan penilaian resiko. Kegiatan ini mengacu pada titik pertama kemunculan jago merah. Anda dan tim K3 bisa segera menetapkan hasil evaluasi dengan melihat potensi fire hazards. Melakukan pengurangan resiko perlu dipikirkan secara matang. Sehingga mendapatkan gambaran bagaimana mengurangi dampak negatif. Serta memikirkan area berkumpul saat evakuasi.

Melakukan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sejak tahap identifikasi hingga tindakan pencegahan. Berbagai temuan terhadap potensi maupun resiko fire hazards harus didokumentasikan. Anda perlu mencatat semua data yang berhubungan dengan bencana ini. Seluruh data yang terkumpul harus disimpan dengan baik. Sehingga perencanaan sistem manajemen fire hazards manufaktur dapat berlangsung.

Mengadakan Pelatihan dan Pembinaan

Meski sudah terbentuk tim K3 pada area pabrik, hal tersebut belum cukup. Jika ingin menyukseskan manajemen keselamatan, maka perlu kerja sama dari pihak lain. Terutama para pekerja di bawah naungan manufaktur bersangkutan.

Karena tragedi kebakaran ini bisa menimpa siapa saja. Sebaiknya, pembinaan dan pelatihan dilaksanakan secara teratur. Agar semua pekerja mendapatkan wawasan dan memberi respon yang tepat.

Melakukan Penilaian Resiko

Jika ingin sistem manajemen fire hazards berjalan baik, maka memerlukan penilaian resiko. Kegiatan ini harus dilakukan secara teratur. Agar keselamatan pekerja dan pihak lain dapat terkontrol. Sehingga saat resiko meningkat, segera diketahui penyebab dan cara menanggulanginya.

Terjadinya kebakaran di area pabrik memang tidak bisa dihindari. Tapi, pencegahan dapat dilakukan untuk menekan resiko bahaya. Dalam hal ini, PT Totalfire Indonesia hadir sebagai kontraktor proteksi kebakaran. Tim profesional kami dapat melengkapi sistem manajemen fire hazards manufaktur. Harga yang kami tawarkan bervariasi, sesuai dengan pilihan.