Kebakaran bisa berdampak buruk bagi siapa pun dan apa pun. Entah itu bangunan maupun orang yang menghuninya. Untuk itulah, dibutuhkan sebuah sistem manajemen khusus untuk menangani terjadinya kebakaran. Dan sistem manajemen kebakaran inilah yang kami maksud.
Di artikel ini, kami akan coba memberikan informasi soal sistem manajemen kebakaran. Adapun informasi tentang sistem manajemen kebakaran adalah sebagai berikut!
Contents
Definisi
Secara sederhana, definisi sistem manajemen kebakaran adalah sistem yang bisa mengelola risiko dari kebakaran. Sistem ini lazim dipasang di tempat-tempat yang dipakai untuk kepentingan komersial dan industrial.
Salah satunya adalah gedung perkantoran. Bila sistem manajemen kebakaran ditempatkan di gedung, para penghuni gedung bisa terhindar dari dampak negatif kebakaran.
Semisal terkena luka bakar atau bahkan kematian. Sistem tersebut juga bermanfaat bagi gedung perkantoran itu sendiri.
Lewat sistem manajemen kebakaran, kebakaran yang terjadi pada gedung bisa diminimalisasi. Dengan begitu, gedung tidak hangus atau habis total termakan oleh api penyebab kebakaran.
Persiapan Untuk Penerapan Sistem Manajemen Kebakaran
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan saat hendak menerapkan sistem manajemen kebakaran. Dengan menyiapkan hal-hal itu, sebuah sistem manajemen kebakaran bisa diimplementasikan dengan baik.
Apalagi jika kamu hendak memasangnya di gedung perkantoran. Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam menerapkan sistem manajemen kebakaran adalah sebagai berikut!
Sistem Pendeteksi Kebakaran
Kebakaran harus bisa dideteksi sedini mungkin, supaya kita tahu bagaimana cara untuk menanggulanginya. Oleh karena itu, sistem pendeteksi kebakaran menjadi hal penting yang harus dipunyai. Dan tentu saja, patut dipersiapkan sebagai bagian dari sistem manajemen kebakaran.
Sediakan Alat Pendukung
Langkah pertama untuk menerapkan sistem pendeteksi kebakaran adalah menyediakan alat penyokong sistem tersebut. Setidaknya ada dua alat yang harus dipersiapkan:
Kehadiran alat pendeteksi bisa bikin kita mengetahui potensi kebakaran yang akan terjadi.
Alat Pendeteksi Kebakaran
Alat pendeteksi kebakaran punya beragam jenis. Namun, khusus untuk sistem manajemen kebakaran di gedung perkantoran, kami sarankan untuk memakai jenis pendeteksi asap dan panas.
Alarm
Alarm adalah “kepanjangan tangan” dari alat pendeteksi kebakaran. Jadi, saat alat pendeteksi menemukan potensi kebakaran, alat tersebut akan menyampaikan hal itu ke alarm.
Dari situ, alarm pun akan mengeluarkan bunyi nyaring yang memperingatkan orang-orang. Supaya fungsinya bisa optimal, alarm harus betul-betul terhubung dengan alat pendeteksi.
Salah satu jenis alarm yang bisa dipasang adalah alarm addressable. Alarm jenis ini tak hanya bisa dihubungkan dengan alat pendeteksi kebakaran, tetapi juga dengan sistem komputer. Jadi, alarm ini tidak hanya bekerja dengan cara mengeluarkan bunyi, tapi juga mengirimkan informasi yang dapat dilihat dari layar komputer. Informasi tersebut biasanya berupa gambaran di mana sumber kebakaran berasal.
Sistem Fire Sprinkler
Ini merupakan sistem yang menjadikan fire sprinkler sebagai alat utamanya. Fire sprinkler sendiri merupakan alat yang lazim dipasang di atap bangunan, termasuk gedung perkantoran.
Fire sprinkler bisa menyemprotkan air secara otomatis dari atas ke sumber kebakaran. Dengan begitu, api bisa dipadamkan, dan risiko kebakaran pun bisa diantisipasi.
Agar sistem fire sprinkler bisa optimal, kami sarankan untuk memakai fire sprinkler yang memiliki elemen peka panas. Elemen peka panas ini biasanya berupa tabung kaca berisi cairan yang akan pecah saat suhu tertentu tercapai, sehingga sprinkler bisa mengeluarkan air.
Alat Pemadam Kebakaran Lain
Selain sprinkler dan alarm, ada pula alat pemadam api ringan (APAR) atau portable extinguisher, hidran gedung, dan perlengkapan lain yang dapat mendukung sistem manajemen kebakaran. APAR sebaiknya ditempatkan di lokasi-lokasi strategis dan mudah dijangkau. Biar efektif, pastikan isi APAR sesuai jenis kebakaran yang mungkin terjadi di gedung perkantoran (misalnya, serbuk kimia kering, CO2, atau busa).
Jalur Evakuasi dan Pelatihan
Sistem manajemen kebakaran juga berkaitan erat dengan jalur evakuasi yang jelas, serta pelatihan bagi karyawan atau penghuni gedung. Setidaknya, jalur evakuasi harus:
- Diberi tanda yang mudah dilihat (biasanya bertuliskan “EXIT” dengan lampu menyala).
- Tidak terhalang peralatan atau barang-barang yang menghambat akses keluar.
Disarankan pula adanya fire drill atau simulasi evakuasi secara rutin, supaya semua orang di gedung paham prosedur dan tidak panik saat terjadi kebakaran sungguhan.
Regulasi Terkait
Di Indonesia, sistem manajemen kebakaran umumnya mengacu pada sejumlah regulasi dan standar, seperti:
- Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (misalnya, Permen PU No. 26/PRT/M/2008) yang mengatur teknis keselamatan bangunan.
- Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait proteksi kebakaran.
Dengan mematuhi regulasi tersebut, instalasi sistem kebakaran di gedung perkantoran jadi lebih terarah dan sesuai standar keselamatan yang berlaku.
Studi Kasus Sederhana
Sebagai contoh, sebuah gedung perkantoran di pusat kota Jakarta memasang alarm addressable dan sprinkler di setiap lantai. Suatu hari, alat pendeteksi mendapati adanya suhu panas berlebih di salah satu ruangan server. Alarm addressable pun otomatis berbunyi dan menampilkan lokasi ruangan itu di layar komputer pusat keamanan. Pihak keamanan segera melakukan pengecekan, dan tak lama kemudian sprinkler di area itu aktif, menyemprotkan air untuk mengendalikan api yang mulai muncul di server. Berkat sistem ini, api berhasil dipadamkan sebelum menjalar ke ruangan lain, sehingga kerugian bisa diminimalkan.
Harus Terus Dirawat
Setelah semua hal di atas dipersiapkan, kamu pun resmi menerapkan sistem manajemen kebakaran. Agar sistem manajemen kebakaran bisa berkelanjutan (sustain), kamu harus selalu merawat sistem tersebut beserta sistem pendukungnya.
Perawatan sendiri lazim dilakukan secara berkala. Entah tiga bulan sekali, enam bulan sekali, atau bahkan setahun sekali. Dengan perawatan rutin, kamu bisa tahu apakah sistem manajemen kebakaran masih berfungsi atau tidak. Kamu juga jadi tahu bagian mana yang malfungsi dan perlu diperbaiki.
Melakukan perawatan terhadap sistem manajemen kebakaran adalah hal yang cukup melelahkan. Jika dirasa kewalahan, meminta bantuan dari pihak lain adalah pilihan bijak.
Adapun salah satu pihak yang bisa kamu mintai bantuan adalah Totalfire Indonesia, penyedia jasa fire protection yang sudah berpengalaman selama 15 tahun. Tak hanya merawat sistem beserta alat penunjangnya, Totalfire juga bisa membantu kita untuk menerapkan sistem manajemen kebakaran sesuai standar yang berlaku, baik itu standar nasional maupun internasional.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, bisa disimpulkan kalau sistem manajemen kebakaran adalah sistem yang bisa membantu kita meminimalisasi risiko kebakaran. Sistem ini lazim dipasang di gedung perkantoran atau tempat-tempat lainnya yang rentan terbakar, termasuk tempat-tempat yang dipakai untuk kepentingan industri dan komersial.
Semoga kamu paham, ya, soal sistem satu ini! Kalau masih ada yang kurang jelas, kamu bisa mengutarakannya lewat kolom komentar di bawah.
View this post on Instagram