Lahan yang semakin terbatas membuat kebutuhan akan ruang terus meningkat. Salah satu solusi yang efektif adalah pembangunan gedung bertingkat. Gedung-gedung ini tidak hanya diperuntukkan bagi wilayah perkantoran atau pusat perdagangan, tetapi juga menjadi pilihan utama untuk hunian di perkotaan padat seperti Jakarta. Efektivitas solusi ini terlihat dari tingginya minat masyarakat, salah satunya karena keunggulan seperti bebas dari banjir. Namun, bagaimana dengan keamanan kebakarannya? Tentunya, sistem pemadam kebakaran di gedung bertingkat memiliki standar yang berbeda dari bangunan biasa.
Contents
Sistem Khusus untuk Bangunan Tinggi
Bangunan tinggi membutuhkan sistem yang berbeda dibandingkan bangunan standar, termasuk dalam sistem alarm kebakaran dan kelistrikan. Dalam dunia konstruksi, kode keselamatan internasional seperti NFPA 5000TM-2002 mendefinisikan bangunan tinggi sebagai gedung dengan ketinggian 22 meter atau lebih. Standar ini menjadi dasar dalam menentukan sistem yang sesuai untuk memastikan keamanan penghuni dan aset.
Syarat Kelistrikan pada Bangunan Tinggi
Selain perbedaan dalam sistem pemadam kebakaran, kelistrikan pada gedung bertingkat juga memiliki syarat khusus. Persyaratan ini menjadikan sistem alarm kebakaran di gedung bertingkat lebih kompleks dibandingkan dengan gedung biasa. Menurut National Fire Alarm Code atau NFPA 72-2002, sistem alarm kebakaran tingkat tinggi harus mencakup sistem komunikasi suara atau alarm darurat. Sistem ini paling sering digunakan untuk pemberitahuan evakuasi sebagian atau relokasi penghuni. Selain itu, sistem ini juga menyediakan kemampuan suara otomatis atau manual untuk menyampaikan instruksi kepada penghuni, baik secara selektif maupun menyeluruh.
Namun, implementasi sistem komunikasi suara ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang memengaruhi adalah:
- Integrasi Sistem Lain Sistem alarm kebakaran harus terhubung dengan perangkat lain, seperti tekanan tangga, kontrol peredam HVAC, kontrol asap, pintu darurat, dan sistem keamanan.
- Ketahanan Sirkuit Sirkuit riser untuk alat pemberitahuan kebakaran harus dirancang agar tetap berfungsi meskipun terkena dampak kebakaran.
- Urutan Pemberitahuan Sistem harus memenuhi persyaratan evakuasi nasional atau standar internasional yang berlaku.
- Kejelasan Pesan Suara Pesan suara yang disampaikan harus jelas dan mudah dipahami oleh semua penghuni gedung.
- Integrasi dengan Pemadam Kebakaran Sistem harus mencakup nomor telepon darurat pemadam kebakaran, frekuensi radio khusus, atau amplifier dua arah untuk komunikasi langsung.
Pemasangan sistem ini membutuhkan kontraktor berpengalaman yang memahami kompleksitas gedung bertingkat dan sistem alarm kebakaran. Proses instalasi juga biasanya melewati tes prapenerimaan lengkap dan pemrograman ulang untuk memastikan sistem berfungsi optimal.
Teknik Pemadaman Kebakaran di Gedung Bertingkat
Selain sistem pemadam kebakaran yang lebih detail, teknik pemadaman kebakaran di gedung bertingkat juga berbeda dari gedung biasa. Petugas pemadam kebakaran harus terlatih dengan baik dalam teknik khusus untuk menangani kebakaran di bangunan tinggi. Selain itu, mereka juga harus memahami dinamika dasar api, termasuk faktor yang memengaruhi penyebarannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teknik Pemadaman
- Tekanan Suplai Air Tekanan suplai air memengaruhi laju aliran selang pemadam. Pada bangunan yang dibangun sebelum 2006, tekanan outlet riser biasanya mencapai 5 bar, sementara bangunan yang dibangun setelah 2006 memiliki tekanan hingga 8 bar. Selang yang digunakan pun berbeda; untuk tekanan 5 bar, selang minimal berdiameter 51 mm, sedangkan untuk tekanan 8 bar menggunakan selang 45 mm dengan cabang kabut otomatis.
- Ketersediaan Pasokan Air Ketersediaan pasokan air yang stabil dan konsisten sangat penting, terutama untuk pemadaman berkelanjutan di gedung bertingkat. Minimal, setiap cabang harus memiliki aliran air sebesar 500 liter per menit untuk memadamkan satu lantai atau ruang tertentu. Hydrant tambahan sering kali diperlukan untuk memastikan pasokan air mencukupi.
- Pengendalian Jalur Udara Pengendalian jalur udara bertujuan untuk meminimalkan penyebaran api. Salah satu caranya adalah dengan menutup semua pintu yang terbuka setelah evakuasi dilakukan, menggunakan sistem alarm kebakaran untuk menjaga kompartemen tetap aman.
- TIC (Thermal Image Cameras) TIC digunakan untuk memantau kondisi di lokasi kebakaran. Alat ini membantu petugas memahami penyebaran api dan menentukan langkah pemadaman yang tepat.
- PPV (Positive Pressure Ventilation) PPV efektif untuk mengeluarkan asap dari gedung, sekaligus menciptakan area bertekanan aman di tangga dan koridor. Namun, penggunaannya harus mempertimbangkan tekanan angin agar seimbang dan tidak membahayakan.
Pentingnya Sistem Pemadam Kebakaran yang Tepat
Pembangunan sistem pemadam kebakaran yang baik dan sesuai standar dapat mengurangi risiko bencana secara signifikan. Tidak ada satu teknik pemadaman yang cocok untuk semua jenis kebakaran di gedung bertingkat, sehingga pemasangan sistem yang sesuai sangat penting. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang sistem pemadam kebakaran di gedung bertingkat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Silakan kirim komentar atau pertanyaan Anda kepada PT. Totalfire Indonesia, penyedia perlindungan kebakaran berlisensi internasional, untuk mendapatkan solusi terbaik.