Cara Instalasi Fire Alarm Konvensional Standar NFPA

Apa yang dimaksud dengan file alarm konvensional? Di antara kita mungkin mengerti yang dimaksud dengan fire alarm, namun masih belum familiar dengan istilah file alarm konvensional. Kecuali bagi Anda yang bekerja di bidang ini. Fire alarm adalah salah satu sistem proteksi efektif untuk mencegah terjadinya kebakaran. Kebakaran adalah salah satu bencana yang tidak tahu kapan terjadi, di mana munculnya, penyebabnya apa, dan lainnya. Ketika peristiwa ini terjadi, bukan hanya Anda yang dirugikan, namun bisa berdampak luas hingga masyarakat sekitar.

Setiap hari, ada saja berita terjadinya kebakaran. Tidak hanya menghanguskan rumah, kerugian meteri, tak jarang pula menelan korban jiwa. Kebarakan bisa diminimalisir kemunculannya ketika Anda memutuskan untuk menggunakan fire alarm. Khusus bagi Anda yang tinggal di Jakarta, PT TotalFire Indonesia hadir menawarkan solusi. Telah berpengalaman di bidangnya sejak 2005.

Perusahaan tersebut menyediakan berbagai jenis sistem proteksi kebakaran bertaraf internasional. Hingga kini, terus mengikuti perkembangan teknologi dalam industry poteksi kebakaran. Info lebih lanjut bisa Anda dapatkan melalui www.totalfire.co.id.

Sebenarnya ada dua jenis fire alarm, yakni:

  • Fire Alarm Addressable.
  • Fila Alarm Konvensional.

Lantas, bagaimana cara instalasi fire alarm konvensional itu?

Cara Instalasi Fire Alarm Konvensional

Umumnya, fire alarm konvensional digunakan dalam skala kecil. Sebut saja perumahan, pertokoan, gudang, minimarket, dan lainnya. Sistem ini termasuk sederhana sebab alat langsung menerima pemberitahuan langsung dari zona, lalu memberi perintah pada komponen berupa alarm bell agar merespon sinyal tersebut.

Untuk melakukan instalasi file alarm konvensional, Anda wajib mempersiapkan kabel, detector, alarm bell, indicating lamp, manual call point, master control fire alarm konvensional, dan lainnya. Adapun tahapan yang dilakukan, antara lain:

  1. Gunakan dua kabel. Tujuannya adalah sebagai penghubung antar detector dan panel alarm.
  2. Pilih kabel yang lebih tahan api untuk menghubungkan pada panel dan sumber listrik dengan tegangan 220V.
  3. Terminal detector Bernama L (+) dan Lc (-).
  4. Pasang kabel dengan menghubungkan pada control panel fire alarm dengan terminal label L dan C.
  5. Hubungkan detector secar parawel dengan awalan dana akhiran.
  6. Untuk titik akhir detector, hubungkan dengan End of line (EOL) dengan maksud bahwa loop sudah berakhir. Detektor terakhir ini juga harus dihubungkan dengan EOL resistor dan kapasitor. Untuk 1 loop artinya 1 zone, ditutup EOL resistor. Untuk satu zona sebagai tanda kemunculan kebakaran pada control panel.

Fitur Instalasi Alarm Konvensional

Beberapa fitur instalasi alarm konvesional harus ada supaya dapat bekerja secara maksimal. Adapun fitur yang berguna untuk komunikasi terdiri dari integrasi sistem, instalasi fire intercome, instalasi flow switch (temper switch). Berikut penjelasan singkat masing-masing instalasi:

  • Instalasi integrasi sistem yang fungsinya sebagai sistem yang mampu mematikan lift ketika kebakaran terjadi sehingga mencegah munculnya korban jiwa yang terjebak dalam lift. Adanya auto start gas evacuated juga berfungsi untuk membuang gas dan udara beracun yang bisa menjadi penyebab munculnya ledakan sekaligus kebakaran.
  • Instalasi fire intercome merupakan alat komunikasi terbatas. Ini tersambung pada kabel namun tetap berfungsi saat listrik padam dan terjadi kebakaran.
  • Instalasi flow switch (temper switch) yang fungsinya untuk mendeteksi aliran air pada pipa hydrant, pompa foam, sekaligus pompa hydrant.
  • Instalasi alarm kebakaran konvensional pengembang berupa HVAC (Auto Shut Down High Voltage Alternating Current) yang berfungsi untuk memastikan masukan sumber listrik utama ketika terjadi kebakaran telah padam alias tidak dapat digunakan lagi. Sehingga munculnya korseleting dapat dihindarkan. Dengan dimatikannya masukan sumber listrik utama, diharapkan orang-orang lebih focus pada bunyi alarm kebakaran supaya segera melakukan evakuasi secepat mungkin.

Cara Kerja Fire Alarm Konvensional

Fire alarm konvensional bekerja melalui bunyi menyala pada lampu LED. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai gejala seperti pas, gas, uap, api, dan lainnya. Detektor akan mengirim sinyal dengan membuat lampu LED di zona kebakaran, lalu membuat alarm berbunyi bila tanda-tanda kebarakan telah ditemukan.

Panduan Perawatan Fire Alarm Konvensional

Alarm kebakaran ibarat Pak Satpam yang selalu stand by setiap waktu. Sistem ini harus selalu aktif dan sehat agar bisa mengantisipasi kebakaran sedini mungkin. Ketika semua orang wajib mencegah bahaya api, bagaimana cara pemeriksaan dan perawatan fire alarm konvensional agar selalu dalam kondisi prima?

Perawatan alarm kebakaran yang baru tentu saja lebih mudah dibandingkan yang usianya sudah lebih dari 10 tahun. Mari ikuti tips berikut ini untuk panduan perawatan alarm kebakaran agar kinerjanya selalu siap kerja di kondisi tak terduga:

Lakukan Uji Kinerja Alarm Kebakaran secara Berkala

Setelah alarm kebakaran terpasang, Anda harus melakukan kalibrasi dan pengujian perangkat secara berkala untuk memastikan kinerjanya optimal. Di sisi lain, pengujian juga efektif mencegah terjadinya alarm palsu untuk detektor asap, panas maupun api. Silakan berkonsultasi dengan supplier Anda untuk panduan kalibrasi pada fire alarm.

Terapkan Simulasi Alarm dan Horn Strobe

Pengecekan semacam ini biasanya melibatkan kalangan profesional. Tujuannya untuk memastikan lampu indikator dan bel alarm terkoneksi dengan baik. Dalam beberapa kasus, deteksi tanda kebakaran berfungsi, tapi suara bel tidak optimal sehingga peringatan kebakaran tidak disadari oleh penghuni gedung.

Cek Sensitivitas Sensor Alarm Kebakaran

Supplier biasanya memberi panduan khusus untuk perawatan yang satu ini. Cek secara berkala untuk memastikan kekuatan sensitivitas sensor. Ketika Anda abai perihal kinerja dan sensitivitas sensor, fire alarm mungkin lambat dalam mendeteksi bahaya api. Ini tentu saja berbahaya, karena mungkin Anda bisa terlambat mengantisipasi api.

Bersihkan Perangkat secara Berkala

Pemeriksaan dan pembersihan alarm kebakaran sangat penting pada beberapa aspek. Di antaranya pastikan baterai detektor bebas korosi dan belum kadaluwarsa. Detektor juga harus selalu dalam kondisi bebas debu agar tidak terjadi false alarm. Pembersihan juga bertujuan untuk memastikan tanda bahaya bisa mencapai titik sensor secara optimal.

Perawatan fire alarm konvensional lebih mudah berdasarkan usianya. Untuk perangkat yang baru dipasang kurang dari lima tahun, pengecekan bisa berfokus pada kesesuaian instalasi sistem. Sementara itu, fire alarm berusia 10 tahun biasanya terkendala masalah kelembaban, tegangan, dan perubahan suhu.

Instalasi Fire Alarm Konvensional pada Engineering yang Tepat

Meski dijelaskan panjang lebar, belum tentu masyarakat awam mampu melakukan instalasi fire alarm konvensional ini dengan tepat. Apalagi bagi Anda yang tidak pernah berhubungan dengan peralatan di atas. Bukannya menyelesaikan masalah, yang ada muncul masalah baru karena ketidakmampuan melakukan proses instalasi ini.

Anda juga harus tahu bahwa melakukan instalasi wajib berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (Nasional Fire Protection Association). Artinya, tidak melakukan sembarang instalasi. Berikan ke tangan yang tepat, agar hasil yang diterima sesuai harapan. Amankan asset Anda dari bahaya kebakaran sesegera mungkin! Masyarakat sudah harus menyadari betapa pentingnya melakukan pencegahan kebakaran sejak dini.

Cegah Kebakaran Sekarang Juga!

Upaya pencegahan harus dilakukan dengan tujuan menyelamatkan jiwa manusia, menghindari kerugian dan kerusakan seminimal mungkin. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Mencegah timbulnya api.
  • Memiliki system pendeteksi dini.
  • Melakukan pemadaman api secepat mungkin.
  • Melakukan evakuasi penghuni sekaligus material berharga.
  • Meminimalkan kerusakan.

Beberapa hal di atas harus menjadi perhatian utama. Pastikan segala sistem instalasi bekerja dengan baik agar membantu segala proses. Mulai dari menemukan zona panas, fire alarm, detektor kebakaran (asap, api, dan gas), sekaligus ketersedian sumber daya mumpuni.

Akhir kata, demikian informasi singkat seputar cara instalasi fire alarm konvensional yang wajib Anda tahu. Semoga memberi manfaat positif buat Anda.