Konsultan Kontraktor Fire Protection di Indonesia

Fire alarm system atau merupakan serangkaian sistem alarm untuk mendeteksi api secara otomatis berdasarkan perbedaan kondisi di lingkungan sekitar. Alarm ini ditujukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran. Keberadaan alarm kebakaran ini menjadi tanda peringatan untuk segera melakukan evakuasi bangunan.

Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Keamanan gedung menjadi hal yang penting. Salah satunya adalah menyediakan peralatan yang lengkap untuk mengatasi apabila terjadi kebakaran di dalam gedung. Perlu dilakukan instalasi sistem alarm pemadam kebakaran untuk gedung-gedung besar dengan struktur yang rumit. Menyediakan APAR atau alat pemadam api ringan dapat menjadi salah satu pelengkap untuk mengamankan gedung.

Selain harus memperhatikan standar dari cara pemasangan fire alarm, perlu juga memperhatikan cara pemasangan alat pemadam api ringan yang terdapat dalam Peraturan Menteri PER.04/MEN/1980. Dalam peraturan tersebut terdapat syarat-syarat pemasangan, pemeliharaan untuk APAR atau alat pemadam api ringan, yaitu:

  • Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ditempatkan menggantung pada dinding dengan ketinggian 1.2 m dari lantai;
  • APAR yang diletakkan dalam safety box harus dilengkapi dengan safety glass yang mempunyai ketebalan maksimum 2 mm dan berukuran selebar APAR. Safety box tersebut tidak boleh dikunci atau digembok;
  • APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan yang bersuhu lebih dari 49° Celcius atau dibawah minus 44° Celcius.
  • Alat Pemadam Api Ringan yang diletakkan di alam terbuka harus dilengkapi dengan tutup pengaman.

standar instalasi apar

Instalasi Conventional Fire Alarm System

Fire alarm system mempunyai dua jenis, yaitu fire alarm addressable dan fire alarm konvensional. Saat akan melakukan instalasi sistem alarm kebakaran harus diperhatikan tujuan dan aset yang dimiliki untuk menentukan tipe yang sesuai.

Sistem alarm kebakaran konvensional atau conventional fire alarm system merupakan sistem alarm keamanan yang dirancang untuk gedung dengan skala kecil. Gedung yang terdiri dari ruang yang tidak kompleks. Contoh dari gedung dalam skala ini adalah bangunan sekolah, bangunan kantor, minimarket dan gedung sejenisnya.

Sistem alarm kebakaran konvensional mempunyai rangkaian instalasi yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan sistem fire alarm full addressable. Sistem fire alarm konvensional tidak dapat mengirimkan informasi address secara terperinci. Sistem fire alarm konvensional hanya dapat memberikan informasi tempat terjadinya bahaya melalui zona atau loop tanpa mengetahui detektor bagian mana yang terpicu untuk aktif.

Sistem fire alarm konvensional mempunyai detektor yang terhubung dengan kontrol panel menggunakan kabel. Detektor tersebut akan mendeteksi kepekatan asap maupun suhu panas yang secara tiba-tiba naik secara signifikan. Detektor akan mengirimkan sinyal bahaya ke bagian control panel, yang selanjutnya control panel akan membunyikan alarm peringatan.

Cara kerja sistem fire alarm konvensional berbeda dengan tipe fire alarm full addressable. Dalam sistem fire alarm full addressable akan mengirimkan informasi ke kontrol panel dan bagian zona mana yang sedang terjadi kebakaran. Pembagian zona ini disesuaikan dengan pengaturan gedung, sebagai contoh; zona 1 untuk hall, zona 2 untuk gudang, dan sebagainya. Sehingga dapat diketahui secara spesifik detector mana yang terpicu karena adanya kebakaran.

Cara pemasangan fire alarm

cara pemasangan fire alarm

Instalasi sistem alarm kebakaran ini menggunakan kabel-kabel untuk menghubungkan detector dengan komponen yang ada di dalam control panel. Dalam instalasi sistem alarm konvensional membutuhkan beberapa j3nis kabel, antara lain:

  • Kabel listrik tipe NYM, tipe NYMH, atau kabel tipe fire proof. Fungsi Kabel-kabel tersebut untuk menghubungkan bagian panel dengan sumber listrik berdaya 220 volt.
  • Kabel tipe 2 wire untuk terminal detector dengan control panel yang berlabel L (+) dan Lc (-).
  • End of Line diterapkan untuk menghubungkan detector dengan titik akhir. Rangkaian detector ini dilakukan secara paralel. Detector dihubungkan dengan komponen kapasitor dan End of line resistor.

Cara pemasangan fire alarm ini tidak hanya dengan asal menyambung kabel, namun memerlukan pedoman dan standar yang perlu diikuti. Dalam melakukan instalasi fire alrm perlu menggunakan standar yang berlaku, yaitu NFPA dan SNI.

Selain kualitas komponen, Anda juga perlu memperhatikan cara pemasangan fire alarm.

Komponen Sistem Alarm Kebakaran (Fire Alarm System)

Sistem alarm kebakaran mempunyai berbagai komponen utama. Penggunaan komponen terbaik akan menjadikan sistem alarm kebakaran bekerja dengan optimal. Anda dapat memperoleh komponen terbaik dari Total Fire Indonesia.

Perhatikan beberapa komponen utama dari sistem alarm kebakaran berikut ini.

Manual Call Point

Manual Call Point atau disebut juga dengan Emergency Break Glass merupakan komponen yang berwujud kaca. Komponen inilah yang harus dipecahkan ketika terjadi kebakaran di sebuah Gedung. Saat komponen tersebut dipecahkan bagian tengahnya, maka sirine dari sistem alarm kebakaran akan aktif.

Main Control Fire Alarm

Main Control Fire Alarm (MCFA) berperan sebagai pengendali fire alarm system yang menerima input signal atau sinyal masukan dari detektor kebakaran. Saat terjadi kebakaran atau aktifnya sprinkler, automatic fire extinguisher, hydrant, maka detektor akan mendeteksi untuk selanjutnya mengirimkan sinyal ke bagian kontrol panel MCFA yang akan menjadi input data atau data masukan.

Fire Bell

Komponen ini menghasilkan suara untuk memperingatkan orang-orang yang ada di dalam gedung untuk segera meninggalkan gedung dan melakukan evakuasi. Pengelola gedung harus menggunakan kualitas terbaik dari komponen fire bell ini supaya respon suara yang diberikan dapat maksimal. Selain itu, juga perlu memperhatikan cara pemasangan fire alarm.

Remote Indicating Lamp

Komponen yang berupa remote indicating lamp ini diletakkan di luar ruangan tertutup yang bertujuan untuk memberitahu orang-orang apabila terjadi kebakaran di ruang tertutup tersebut.