Sistem alarm kebakaran atau fire alarm system terdiri dari dua tipe utama, yaitu sistem alarm kebakaran addressable dan sistem alarm kebakaran konvensional. Sebelum melakukan instalasi, sangat penting untuk memperhatikan tipe gedung dan lingkungan sekitar agar sesuai dengan sistem alarm kebakaran yang tepat.

Cara instalasi kabel fire alarm harus mengikuti prosedur dan standar yang telah ditetapkan. Instalasi sistem alarm kebakaran wajib mematuhi standar SNI maupun standar NFPA. Selain itu, pemilihan dan penggunaan komponen juga harus diperhatikan secara detail. Temukan komponen alarm kebakaran terbaik hanya melalui www.totalfire.co.id, yang menyediakan produk dengan kualitas terbaik dan sudah teruji.

Standar instalasi kabel fire alarm mengacu pada dokumen NFPA 72 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 03-3985-2000. Dalam dokumen standar tersebut sudah disebutkan berbagai kebutuhan minimal yang harus dipenuhi saat instalasi dilakukan. Bahkan, pemilihan tipe kabel yang sesuai juga sudah diatur dan dijelaskan.

Secara ringkas, berikut beberapa tipe kabel yang direkomendasikan dan dapat digunakan dalam instalasi fire alarm:

  • Sistem alarm dan catu daya menggunakan kabel dengan luas penampang minimal 1.5 mm²;

  • Sistem deteksi menggunakan kabel dengan luas penampang minimal 0.6 mm²;

  • Tipe kabel NYA digunakan dengan pemasangan di dalam pipa conduit;

  • Kabel berinti banyak seperti NYM dan NYY cocok digunakan untuk sirkuit detektor, terutama pada lokasi yang panas, lembap, atau yang memiliki gangguan mekanis ringan;

  • Kabel fleksibel dapat digunakan untuk pengawasan langsung ke detector, dengan panjang maksimal 1.5 meter.

Tipe-tipe kabel tersebut merupakan standar minimal yang dapat digunakan untuk instalasi fire alarm system. Namun, untuk meningkatkan performa dan keamanan sistem, Anda bisa memilih kabel dengan spesifikasi lebih tinggi, asalkan tetap mematuhi standar SNI maupun NFPA yang berlaku.

Sifat Kabel Fire Alarm Standar UL

Kabel yang digunakan untuk fire alarm dengan standar UL (Underwriters Laboratories) memiliki perbedaan mendasar dibanding kabel biasa. Kabel ini dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih optimal, terutama di area rawan kebakaran. Berikut beberapa sifat khas dari kabel standar UL:

  • Memiliki insulasi termal yang lebih kuat untuk ketahanan panas yang tinggi;

  • PVC tahan terhadap api untuk mencegah penyebaran api;

  • Konduktor tembaga dengan kepadatan tinggi, sehingga lebih stabil menghantarkan arus;

  • Mika tape dengan fiberglass yang tahan terhadap api, meningkatkan proteksi keseluruhan;

  • Telah diuji kerapatan asap pembakaran kabel sesuai standar IEC 61034-2:2005;

  • Teruji dalam uji kebakaran IEC 60332-3-24:2000 dan UL 1424 untuk power-limited fire alarm circuit cables (C22.2 No. 208-03), memastikan performa saat kebakaran terjadi.

Kabel fire alarm ini menjadi komponen yang sangat vital, menghubungkan panel kontrol dengan detektor dan komponen lain dalam sistem. Terutama dalam instalasi sistem alarm kebakaran tipe konvensional yang di-upgrade menjadi semi-addressable, kebutuhan kabel menjadi lebih signifikan. Anda harus menentukan jumlah kabel yang dibutuhkan untuk menghubungkan setiap detektor dan modul. Untuk sistem konvensional dan semi-addressable, kebutuhan kabel umumnya lebih banyak daripada sistem addressable. Sebaliknya, sistem addressable lebih efisien karena detektor saling terhubung dalam satu loop.

Cara Instalasi Kabel Fire Alarm

Cara instalasi kabel untuk fire alarm bervariasi tergantung tipe sistemnya. Berikut beberapa metode instalasi kabel yang sesuai standar:

1. Teknik Merangkai/Instalasi Kabel Bertipe 2 Wire

Sistem alarm kebakaran konvensional menggunakan kabel tipe 2 wire, misalnya NYM atau NYMHY. Kabel ini ditarik dan dimasukkan ke dalam pipa conduit, lalu dihubungkan ke panel alarm kebakaran. Rangkaian antar detektor dibuat secara paralel, dengan akhir rangkaian disebut end of line (EOL) yang menutup loop terakhir. Setiap loop biasanya mewakili satu zona.

2. Teknik Merangkai/Instalasi Kabel Bertipe 3 Wire

Tipe kabel 3 wire biasanya digunakan untuk area luar pintu ruangan. Tujuannya untuk mendapatkan sinyal keluaran dari detektor yang terhubung dengan lampu indikator (indicating lamp) sebagai tanda visual status deteksi.

3. Teknik Merangkai/Instalasi Kabel Bertipe 4 Wire

Untuk instalasi smoke detector, tipe kabel 4 wire sering digunakan. Kabel ini menghubungkan panel alarm dengan smoke detector, serta berfungsi sebagai trigger untuk peralatan tambahan, seperti mengaktifkan saklar mesin, pompa air, dan komponen pendukung lainnya.

4. Teknik Merangkai/Instalasi Kabel untuk Sistem Alarm Kebakaran Addressable

Sistem alarm addressable memerlukan instalasi yang lebih kompleks karena setiap detektor memiliki identitas (address) yang spesifik. Kabel dengan inti banyak seperti NYM sangat dianjurkan agar koneksi antara detektor dan panel kontrol tetap stabil. Satu loop pada sistem addressable bisa terdiri dari beberapa detektor yang saling terhubung, memudahkan pelacakan lokasi kebakaran secara real time. Walaupun teknik instalasi dasarnya mirip sistem konvensional, pada sistem addressable setiap detektor akan mengirimkan sinyal identifikasi ke panel kontrol.

Kesimpulan

Memahami tipe kabel dan cara instalasi kabel fire alarm sesuai standar SNI maupun standar internasional adalah langkah penting dalam membangun sistem alarm kebakaran yang handal. Pemilihan kabel yang tepat, serta instalasi yang sesuai prosedur, akan memastikan sistem fire alarm Anda berfungsi optimal saat dibutuhkan.