Cara memadamkan api bergantung pada kondisi lapangan dan faktor penting lainnya. Faktanya, sistem proteksi kebakaran memiliki rancangan dengan berbagai bahan pemadam kebakaran. Air biasanya paling banyak yang menggunakannya karena mudah mendapat/kan dan efektif dalam banyak kasus kebakaran. Namun, air tidak selalu menjadi pilihan terbaik.
Ada berbagai agen lain misalnya gas lembam, bahan kimia kering atau basah, dan berbagai jenis busa. Nah, pada artikel kali ini akan membahas tentang penerapan Foam Fire Suppression System, terutama poin tentang kapan harus memakai dan menghindari jenis agen ini.
Contents
Jangan Pakai Foam Fire Suppression System pada 4 Kondisi Berikut!
Memadamkan api dapat melakukannya dengan berbagai metode. Hal ini terus mengalami perkembangan untuk mencapai penemuan cara paling ampuh untuk memadamkan kebakaran. Kita tahu jika ada banyak sekali jenis agen yang berguna untuk memadamkan api. Dengan perkembangan teknologi, membuktikan jika air bukan satu-satunya agen dalam sistem proteksi kebakaran.
Salah satu yang kini bisa menjadi alternatif dalam sistem proteksi kebakaran anda adalah busa (foam). Busa merupakan solusi yang paling sesuai untuk perlindungan jiwa dan aset misalnya pada area tersebut ada bahan bakar berupa hidrokarbon cair yang kita tahu dapat menimbulkan risiko kebakaran yang tinggi.
Dalam kasus ini, tentu pemakaian air saja tidak efektif justru bisa berbahaya. Penggunaan busa memperkuat keefektifan air. Cara kerjanya adalah dengan memecah tegangan permukaan, membuat tetesan yang jauh lebih kecil, dan meningkatkan efek pendinginan sehingga secara signifikan efektif untuk memadamkan api.
Sistem busa ini cocok untuk memadamkan kobaran api pada kertas, karet, maupun kain serta cairan yang mudah terbakar seperti alkohol, aseton, benzene, dan minyak tanah.
Namun, anda harus menghindari pemakaian Foam Fire Suppression System pada kondisi berikut.
- Jika melibatkan listrik bertegangan tinggi, penggunaan busa justru sangat berbahaya. Busa mengandung air, di mana air merupakan konduktor listrik. Karena itu, risiko tersengat listrik tinggi. Namun, busa dapat digunakan pada kebakaran akibat korsleting listrik jika arus listrik mati terlebih dahulu.
- Kebakaran pada ruang 3 dimensi. Jika api menyebar dalam ruang tiga dimensi, busa tidak dapat memadamkannya secara efektif. Kinerja busa terbaik adalah saat agen ini bisa membentuk lapisan atau pembatas antara cairan dan udara yang mudah terbakar.
- Kebakaran pada gas bertekanan seperti NPG, LPG, dan bahan bakar lain yang berbentuk gas. Zat ini sangat mudah menguap dan dapat melepaskan uap dalam jumlah besar.
- Membakar logam. Ketika air atau zat berbahan dasar air menyemprot ke beberapa logam yang terbakar, akan membentuk reaksi kimia yang melepaskan banyak kalor. Hal tersebut sangat berbahaya karena berpotensi meledak seperti kembang api.
Kondisi Paling Efektif untuk Memakai Busa Untuk Proteksi Kebakaran
Busa biasanya merupakan agen pencegah kebakaran pilihan khususnya pada area yang menyimpan cairan yang mudah terbakar dalam tangki-tangki atau gudang. Busa efektif bekerja saat menempatkan pada permukaan cairan yang mudah terbakar. Tidak seperti air, ia memiliki konsistensi yang lebih berat daripada beberapa jenis cairan mudah terbakar.
Jika menggunakan air, maka yang terjadi adalah air akan mengalir ke bagian dasar. Jelas ini kurang efektif. Sedangkan, busa bisa menekan api karena lebih ringan sehingga akan naik ke permukaan.
Busa membentuk lapisan pada permukaan, mengurangi pembentukan uap, mencegah oksigen merembet pada cairan yang mudah terbakar, dan lebih efektif memadamkan kebakaran.
Busa dengan daya ekspansi tinggi juga dapat berguna untuk memadamkan api di ruang tertutup. Selain itu, busa juga efektif untuk mengisi area dengan cepat dan memadamkan api saat digunakan di terowongan kereta api, hanggar pesawat, atau ruang tertentu lainnya. Foam Fire Suppression System sebagai agennya memiliki efek pendingin seperti air karena larutan busa sebagian besar terdiri dari air sekitar 97%.
Jenis Busa Pada Fire Protection System
Ada beberapa jenis busa pelindung api. Salah satu jenisnya adalah yang dibedakan berdasarkan tingkat ekspansi. Ekspansi artinya proses pembesaran dari sesuatu yang kecil ukurannya. Memproduksi busa melakukannya dengan mencampurkan konsentrat busa dengan air untuk membuat larutan busa.
Campuran ini kemudian melewati perangkat nozzle. Tujuannya adalah memasukkan udara ke dalam campuran dan meningkatkan volumenya menjadi busa siap pakai.
- Jenis yang pertama adalah busa ekspansi rendah. Busa ini mengembang dalam volume 2-20 kali lipat dari kerapatan air menjadi busa siap pakai. Cocok diaplikasikan jika objeknya adalah permukaan cairan yang mudah terbakar. Fungsinya untuk membuat lapisan tipis penekan api.
- Jenis kedua adalah busa ekspansi sedang (ekspansi hingga 20-200x) dan busa ekspansi tinggi (ekspansi 200-1000x). Biasanya digunakan untuk ruang tertutup dengan kerapatan tinggi seperti terowongan area penambangan atau hanggar pesawat. Ia mampu memperbesar volume dengan cepat.
Setiap jenis dan laju pemuaian busa memerlukan peralatan pendukung atau pengaturan yang berbeda pada setiap komponennya. Perancang dan tim pemeliharaan harus menghubungi produsen sistem proteksi kebakaran berbasis busa dan peralatannya untuk memastikan dapat berguna dengan tepat.
Jika berbanding dengan sistem pencegahan kebakaran alternatif, seperti sistem penyiram atau jenis agen lain, sistem pencegah kebakaran busa merupakan pilihan yang paling hemat biaya. Karena menggunakan lebih sedikit air dan dapat menyesuaikan untuk melindungi setiap bagian struktur, biaya pemasangan dan perawatannya dapat terminimalkan.
Tentu hal ini harus sesuai dengan memilih jasa penyedia Foam Fire Suppression System terbaik seperti Totalfire. Kami memiliki sistem proteksi kebakaran berbasis busa terbaik sehingga ampuh untuk memadamkan api. Kami membantu anda menemukan solusi keselamatan kebakaran dengan kerusakan air minimal, waktu respons meningkat, dan biaya seminimal mungkin.