Karbon dioksida Instalasi sistem proteksi kebakaran

Karbon dioksida adalah hal familiar yang sehari-hari kita dengar. Tidak hanya namanya, gasnya sendiri berada di sekitar kita. Namun, jumlah atau kadarnya berbeda-beda. Manusia sendiri memiliki kegiatan alamiah yang mampu menghasilkan gas ini. Selain itu, tumbuhan dan hewan juga menghasilkan gas ini.

Dalam jumlah tertentu (cenderung sedikit) gas ini tidak menimbulkan efek apa-apa. Ini dapat kita lihat sendiri pada kehidupan sehari-hari di mana kita bertemu banyak orang, tapi kita tetap baik-baik saja meski pun tiap-tiap individu menghasilkan gas ini. Namun, pada jumlah tertentu, akan menimbulkan efek. Dengan rumus kimia CO2 gas ini memiliki dua sisi sekaligus, yaitu manfaat sekaligus bahayanya.

Sifat-sifat Karbon Dioksida

Secara fisik, dengan panca indera kita dapat disimpulkan bahwa CO2 tidak berbau (setidaknya pada konsentrasi rendah setara dengan hasil respirasi manusia pada umumnya). Warnanya transparan dan tidak dapat diraba dengan indera peraba. Namun, pada konsentrasi dan jumlah yang tinggi, akan tercium bau tajam. Selain berbentuk gas, CO2 juga dapat berupa padatan yaitu es kering.

Salah satu wujud karbon padat (yang murni) yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari adalah jelaga pada panci. Karena fisiknya yang unik dan bermacam bentuknya, karbon dioksida masuk ke dalam kategori senyawa alotropik (unsur yang memiliki variasi sifat kimia dan fisik). Selain itu gas ini bersifat non burnable atau tidak mudah terbakar.

Setelah mengulik sifat fisiknya, kita beralih ke sifat kimia karbon dioksida. Pembentukan senyawa ini dibutuhkan beberapa unsur yaitu cahaya, suhu panas, dan oksigen. Pembakaran yang nantinya menghasilkan CO2 disebut juga combustion. CO2 bersifat asam. Senyawa asam ini dapat menjadikan lakmus biru berubah warna menjadi merah.

Bahaya Karbon Dioksida

Pada konsentrasi kecil dan wajar, gas ini sama sekali tidak berbahaya. Cobalah mengingat berapa kali Anda satu ruangan dengan banyak orang tapi tidak mengalami reaksi apa-apa padahal setiap orang menghasilkan gas ini.

Pada kondisi jumlah orang yang melebihi batas atau eksesif yang berarti produksi gas ini juga menjadi sangat banyak, gas ini berubah menjadi berbahaya. Kondisi keracunan karbon dioksida dinamakan asidosis yang akan mempersulit pelepasan oksigen ke sel di dalam tubuh. Tubuh pun akan mengalami defisit oksigen.

Pada stage yang rendah, gejala yang dirasakan adalah mual, sakit kepala dan muntah. Stage berikutnya dapat lebih parah bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Dampak lain yang lebih besar adalah permukaan air laut akan naik. Daerah pinggir pantai menjadi terancam eksistensinya. Pada musim dan cuaca, kelebihan CO2 menyebabkan ekstremnya perubahan cuaca.

Manfaat Karbon Dioksida

Ternyata, sifat kimia karbon dioksida tidak saja membawa dampak buruk, tapi juga dampak baik. Seperti dua sisi mata uang yang bertolak belakang, jika digunakan dengan mengikuti cara dan dosis yang sesuai maka akan sangat bermanfaat. Pada dunia farmasi, zat ini dapat dijadikan sebagai campuran yang akan mendukung metabolisme.

Dalam sistem respirasi manusia, zat ini berguna dalam mendukung proses. Pada darah, CO2 berperan sebagai pengatur keasaman. Jadi, meski di atas disebutkan bahwa eksesif zat ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kekurangan zat ini pun dapat menyebabkan gangguan.

Pada sistem proteksi kebakaran, karbon dioksida menjadi salah satu material pemadam. Ada suatu kondisi di mana api tidak dapat dipadamkan dengan air, maka zat ini yang akan memadamkannya.

Selain pada sistem tersebut, zat ini digunakan pada kulkas sebagai bahan zat pendingin.

Karbon Dioksida sebagai Material Pemadaman Api

Jauh sebelum halon digunakan sebagai sebuah media pemadaman kobaran api, CO2 telah lebih dulu menempati posisi media pemadaman. Pada tahun 1920, orang mulai menggunakan zat ini sebagai material pemadaman api, bahkan menempati posisi utama. Kemudian pada tahun 1960-an barulah halon mulai digunakan. Pemadaman menggunakan CO2 biasanya adalah kebakaran yang bersumber pada flammable liquid, korsleting arus listrik, industri alat elektronik, industri baja dan lain-lain.

Zat ini menjadi idola karena dalam pemakaiannya tidak menghasilkan residu yang didapat dari dekomposisi, tidak mudah bereaksi dengan senyawa lainnya (oleh karena itu cocok untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan flammable liquid), dan tidak gampang terbakar. Pada penggunaannya juga cenderung lebih mudah karena zat ini bertekanan udara sendiri. Tambahan pada tekanan tidak dibutuhkan sehingga menghemat.

Menurut data dari perusahaan yang mengeluarkan APAR dengan CO2 sebagai media, sebanyak 20% masyarakat menggunakan media zat ini. Itu berarti bahwa setelah 1960 ketika halon telah banyak digunakan, CO2 pun tetap digunakan hingga sekarang. Kehadiran zat lain sebagai media bukanlah untuk menghilangkan eksistensi CO2, tapi untuk menambah jenis media yang ada.

Instalasi Sistem

Instalasi sistem proteksi kebakaran yang menggunakan media karbon dioksida haruslah dilakukan oleh profesional. Hal ini mengingat bahaya karbon dioksida yang jika ditangani oleh yang kurang pengetahuan malah akan menjadi bumerang. Oleh karena itu percayakan pada TotalFire.

Kami telah memiliki akreditasi dan sertifikasi juga telah terlatih sehingga pemasangan komponen dilakukan dengan perencanaan dan eksekusi yang baik. Jika sistem telah terinstal dengan baik, sistem juga akan diuji sampai badan pemeriksa memberikan sertifikasi kelayakan.

Dalam perjalannya, perawatan dan pengecekan secara berkala harus dilakukan untuk memastikan gedung atau bangunan Anda dalam perlindungan dari kebakaran. Hilangkan keraguan Anda untuk menggunakan media ini karena memang beberapa penyebab kebakaran tidak dapat dipadamkan dengan air saja. Dengan pendampingan dari TotalFire, Anda tidak perlu merasa khawatir.