Penerapan pencegahan kebakaran harus dilakukan secara serius. Tujuannya untuk mengurangi angka kecelakaan kerja. Terutama dalam sektor industri yang menyumbang angka kecelakaan tertinggi. Munculnya si Jago merah ini menyebabkan kerugian materiil maupun non materiil. Sebab itu, diperlukan perangkat fire fighting untuk mencegah dan mengatasi kebakaran.
Klasifikasi Kebakaran Berdasarkan NFPA
NFPA merupakan singkatan dari National Fire Protection Association. Organisasi ini khusus bergerak dalam bidang teknologi dan pengetahuan fire hazards. Termasuk dalam menetapkan standar sistem manajemen kebakaran. Mayoritas sektor industri di berbagai negara mengacu pada standar ini.
PT TotalFire Indonesia menyediakan perangkat dan layanan pemasangan sistem proteksi kebakaran. Selain mengikuti aturan NFPA, kami merancang sistem fire fighting sesuai dengan tipenya. Karena NFPA sendiri telah membagi kategori kebakaran, sebagai berikut:
Kebakaran Golongan A
Pada golongan A, nyala api disebabkan oleh bahan yang mudah terbakar. Bahan tersebut berupa benda padat, kecuali jenis logam. Mudah terbakar, tapi mudah juga dipadamkan apinya jika masih kecil. Contohnya adalah kertas, kayu, plastik, busa dan kain. Orang-orang menganggap bahan tersebut biasa. Tapi, bisa menjalar dengan cepat selagi mendapati pemicunya.
Dalam industri, kecelakaan ini memang terbilang kecil. Pemadaman dapat dilakukan sesegera mungkin. Tak hanya di pabrik, api juga bisa muncul di daerah perumahan, gedung perkantoran, sarana umum dan pusat perbelanjaan. Agar kobaran mereda, diperlukan pemadam berupa air, pasir, busa (foam), gas CO2 dan serbuk kimia (dry chemical powder).
Kebakaran Golongan B
Nyala api golongan B sangat cepat membesar. Lebih parahnya menjadi pemicu ledakan hebat. Karena penyebaran api dipengaruhi oleh zat cair, uap dan gas. Benda tersebut berupa bensin, oli, kerosin, solar, alkohol, dan gas elpiji.
Untuk memadamkan api yang cenderung besar, disarankan memakai busa atau serbuk kimia. Sedangkan pada nyala yang kecil cukup menggunakan pasir atau tanah. Sangat tidak direkomendasikan menggunakan air. Karena nantinya air akan menjadi media penyebaran api. Sehingga api menyebar semakin luas dan sulit dihentikan.
Kebakaran Golongan C
Faktor utama yang mempengaruhi munculnya si Jago merah kelas C adalah listrik. Nyala api bisa disebabkan oleh listrik tegangan rendah hingga tinggi. Sementara, dunia industri tidak bisa lepas dari unsur elektrik. Karena arus listrik sangat dibutuhkan untuk segala kegiatan operasional. Tak salah jika resiko fire hazards cukup tinggi.
Untuk memadamkan api golongan C, tidak diperbolehkan menggunakan air. Air memiliki sifat menghantarkan arus listrik. Ini sangat berbahaya jika air mengenai orang. Orang yang bersentuhan langsung dengan air bisa saja tersengat tegangan tinggi. Penanganan bencana ini biasa menggunakan dry chemical powder dan CO2.
Kebakaran Golongan D
Klasifikasi golongan D berasal dari benda logam berbentuk padat. Sektor industri juga erat hubungannya dengan potensi fire hazards ini. Logam tersebut ialah aluminium, kalium, magnesium, natrium dan yang lainnya. Pemadam berupa dry chemical powder cukup efektif menghentikan kobaran api.
Kebakaran Golongan K
Nyala api golongan K muncul karena nilai konsentrasi lemak tinggi. Kondisi ini terjadi pada bahan makanan. Lokasi yang sering dijadikan sasaran adalah dapur. Karena masih ada hubungannya dengan benda cair, ada yang memasukkan pada kelas B. Untuk memadamkan api bisa menggunakan CO2.
Sistem Proteksi Kebakaran di Area Industri
Bagi dunia industri, kemunculan api merupakan suatu bencana. Baik kecil maupun besar harus segera ditangani. Karena dapat menyebabkan bahaya yang berkelanjutan, seperti ledakan dan si jago merah semakin meluas. Selain itu, sektor industri memiliki ruangan atau area yang penting. Setiap tempat berperan dalam kegiatan operasional. Sehingga harus memiliki sistem proteksi dari kebakaran. Agar bisa teratasi secepat mungkin.
Fire Sprinkler System
Sistem pemadaman api yang umum digunakan adalah sprinkler. Dalam menjinakkan si Jago merah, head sprinkler memiliki peran utama. Sistem ini membutuhkan instalasi pipa yang bertekanan. Bahan pemadam yang digunakan adalah air. Sehingga pipa-pipa yang dipasang terhubung pada sumber air utama.
Fire Hydrant System
Dalam pencegahan dan penanganan fire hazards, sistem ini menggunakan hydrant sebagai perangkat utama. Rangkaian sistem terdiri dari pilar hydrant, siamese, box hydrant dan aksesorisnya. Penempatan hydrant ini ada di dalam gedung. Saat sprinkler tidak sanggup menjinakkan kobaran, maka fire hydrant system akan aktif.
Fire Extinguisher System
Fire extinguisher merupakan bentuk sistem standar yang harus ada pada sektor industri. Nama yang lebih dikenal adalah APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Berbeda dengan sistem lain, perangkat ini hanya dilakukan secara manual. Sehingga proses pemadaman langsung menuju titik api.
Penyimpanannya berada pada lokasi yang strategis. Agar mudah dijangkau saat api menyala. Biasanya, setiap industri memiliki kebijakan tersendiri tentang penempatannya. Bentuk fire fighting ini berupa tabung yang berisi zat pemadam. Alatnya mampu mengatasi kebakaran tipe A, B, C, dan D.
Gaseous Suppression System
Sektor industri memiliki area atau ruangan yang penting bagi keberlangsungan kegiatan operasional. Tak heran jika area tersebut mendapat perlindungan ekstra. Gaseous suppression system ini biasanya terpasang pada lokasi-lokasi penting. Sistem yang terpasang bekerja otomatis. Sehingga mampu bekerja secara cepat dan tepat. Teknologi ini merupakan gagasan terbaik untuk melindungi aset berharga perusahaan.
Pengelompokan si Jago merah sebenarnya berguna dalam menentukan sistem proteksi yang tepat. Sektor industri perlu memasang sistem sesuai dengan nilai resiko kecelakaan kerja. PT TotalFire Indonesia akan membantu dari rancangan hingga perawatan. Kami telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar. Sehingga setiap ahli memiliki pengalaman yang mumpuni dalam bidang proteksi.