Pakai Sistem Alarm Kebakaran Yang Senantiasa Melindungi

Salah satu bencana yang datangnya tidak terduga adalah kebakaran dan hal itu salah satunya kurangnya perangkat dari sistem alarm kebakaran. Kebakaran adalah api yang muncul di luar kehendak, tidak dapat dikendalikan, serta dapat menimbulkan, baik materil maupun immateril. Kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Para ahli membagi menjadi 2:
- Human error/unsafe action: peristiwa kebakaran ini terjadi karena kelalaian dari manusia dan kurang cakap atau profesional dalam melakukan pekerjaan.
- Unsafe condition: hal ini lebih mengarah kepada objek dan lingkungan dari pekerjaan manusia yang memang tidak aman ataupun peralatan yang tidak memenuhi standar.
Selain faktor penyebab terjadinya kebakaran ada pula hal yang seringkali menjadi faktor pemicu terjadinya kebakaran. Setidaknya terdapat 7 faktor yang mampu menjadi pemicu penyebab kebakaran antara lain: peralatan listrik, merokok, gesekan, api terbuka, penyalaan spontan, rumah tangga (house keeping), dan udara mudah meledak.
Peristiwa kebakaran terjadi sangat cepat dan tiba-tba, sehingga orang-orang tentunya akan kesulitan untuk menyelamatkan diri maupun lingkungannya. Kebakaran tentunya dapat diantisipasi dengan upaya penggunaan sistem manajemen kebakaran. Pendeteksian dini peristiwa kebakaran merupakan hal yang penting dilakukan guna menjamin keselamatan, salah satu yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan sistem alarm kebakaran.
Alarm merupakan sistem pelaporan darurat yang biasa digunakan dalam pelaporan keadaan darurat. Oleh karena itu, alarm harus khas dan diketahui oleh semua karyawan sebagai sinyal untuk melakukan evakuasi atau melakukan tindakan tanggap darurat. Idealnya, alarm akan dapat didengar, dilihat, atau dirasakan oleh semua orang di tempat kerja termasuk mereka yang mungkin buta atau tuli.
Klasifikasi Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran merupakan komponen dari suatu sistem yang memberikan tanda akan adanya kebakaran. Alarm kebakaran berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
- Audible alarm, yakni alarm kebakaran yang memberikan tanda berupa suara khusus.
- Visible alarm, yakni alarm kebakaran yang memberikan tanda yang dapat dilihat oleh pandangan mata.
Sedangkan berdasarkan cara penggunaannya, alarm kebakaran dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Manual alarm, merupakan alarm yang dijalankan secara manual. Biasanya berada pada ruangan khusus dan terdapat operator yang memfungsikan.
- Automatic alarm, merupakan alarm yang digunakan secara otomatis. Biasanya akan berfungsi ketika terdapat indikator tertentu, misalnya: adanya asap, adanya api sehingga alarm tersebut langsung berfungsi.
Penggunaan Sistem Alarm Kebakaran
Sistem alarm kebakaran dapat berupa sirine kebakaran yang terhubung ke seluruh ruangan, alarm berasal dari pusat titik panggil manual yang terletak di ruang tertentu. Apabila terjadi kebakaran, staf yang bertugas akan menekan pusat titik panggil secara manual sehingga sirine akan terdengar ke seluruh ruangan. Suara alarm kebakaran harus berbeda dengan suara alarm lainnya sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu, alarm kebakaran juga bisa dibuat secara otomatis dengan menggunakan indikator tertentu.
Berikut ini merupakan contoh beberapa alarm kebakaran yang dapat mendeteksi adanya kebakaran. Pendeteksian tersebut digunakan oleh detektor yang akan aktif jika terkena asap, panas, maupun nyala sebagai indikator terjadinya kebakaran. Contoh tersebut di antaranya alarm kebakaran:
- Detektor Asap
Peralatan alarm kebakaran yang terdiri atas rangkaian yang secara otomatis mampu mendeteksi kebakaran jika terkena partikel asap. Detektor asap terdiri dari: detektor ionisasi, yang di dalamnya ada sejumlah kecil bahan radio aktif yang akan mengionisasi udara di ruang pengindera dan detektor foto listrik, yang bekerja berdasarkan sistem pacaran indera merah yang ditempatkan di dalam suatu unit kecil.
- Detektor Panas
Peralatan alarm kebakaran yang terdiri atas rangkaian yang secara otomatis mampu mendeteksi kebakaran jika terkena panas.Detektor panas dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya:
-
- Detektor bertemperatur tetap: berisi elemen yang dapat meleleh pada temperatur yang ditentukan sehingga akan terjadi kontak listrik yang menyebabkan alarm menyala.
- Detektor berdasarkan naiknya suhu: cara kerjanya merujuk pada naiknya temperatur secara simultan sehingga mengaktifkan alarm kebakaran.
- Detektor tipe kombinasi: detektor ini bekerja jika suatu suhu di ruangan naik da pada suhu yang telah ditentukan.
- Detektor Nyala
Detektor nyala memberikan respon pada pancaran radiasi di luar atau di dalam batas perhitungan manusia. Detektor ini sensitif terhadap nyala api, arang api, atau bara kebakaran. Biasanya detektor ini digunakan pada wilayah yang sangat mudah meledak atau terbakar. Detektor nyala ini terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya: detektor sinar ultra ungu, detektor inframerah, flame flicker detector, dan photo electric flame detector.
Demikianlah penjelasan dari sistem alarm kebakaran. Dengan demikian, tentunya kita perlu memikirkan untuk pencegahan kebakaran dengan menyediakan sistem untuk mendeteksinya. PT. Totalfire Indonesia sebagai perusahaan yang berfokus pada penyediaan dan instalasi sistem kebakaran berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik. Jadi, jangan ragu untuk menghubungi kami.