Sistem Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung

Sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung kian dibutuhkan. Adanya sistem tersebut bisa membantu gedung mengatasi kebakaran yang menimpanya. Sistem tersebut juga bisa membantu para penghuni gedung untuk bisa selamat dari kebakaran yang terjadi.

Lantas, seperti apa sistem keselamatan kebakaran gedung itu sendiri?

Definisi

Secara sederhana, definisi dari sistem manajemen keselamatan kebakaran pada gedung adalah sistem yang bisa menanggulangi kebakaran pada gedung. Dengan begitu, kebakaran pada gedung pun bisa diakhiri, serta para penghuni gedung bisa selamat.

Seperti halnya sistem penanggulangan kebakaran umumnya, sistem ini juga harus disesuaikan dengan peraturan yang ada. Khusus di Indonesia, sistem keselamatan kebakaran gedung harus sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, serta UU No. 28 Tahun 2002.

Sistem Manajemen Keselamatan Kebakaran Pada Gedung

Sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung tidaklah berdiri sendiri. Tetapi, terbentuk atas beberapa sistem lainnya. Adapun sistem-sistem tersebut adalah:

Sistem Proteksi Pasif

Merupakan sistem yang berisi alat-alat yang membantu penghuni gedung untuk menghindari kebakaran. Adapun alat-alat yang dimaksud adalah:

Penggunaan Tangga Darurat

Dalam sistem proteksi pasif, tangga darurat harus mudah diakses dan dilihat oleh penghuni gedung. Jadi, saat kebakaran terjadi, mereka bisa melihat dan mengakses tangga tersebut. Pastikan pula tangga dilengkapi rambu penunjuk arah bila penghuni gedung tidak tersesat. Pastikan pula tangga darurat dilengkapi pintu tahan api.

Pemakaian Pintu Darurat

Selain tangga darurat, pemakaian pintu darurat pun juga diperhatikan sistem pasif. Dalam sistem pasif, pintu darurat yang dipakai harus sudah dilengkapi kaca tahan api dan alat penutup otomatis. Selain itu, pintu darurat juga harus bisa tahan api setidaknya selama dua jam, serta betul-betul hanya dipakai saat kebakaran terjadi.

Penerangan Darurat

Saat kebakaran terjadi, lampu utama sebuah gedung pasti akan mati. Tentu ini akan bikin penghuni gedung kesulitan untuk melihat saat kebakaran terjadi. Untuk itulah, penerangan darurat menjadi penting untuk dipunyai gedung.

Penerangan darurat harus dipasang di tempat-tempat strategis. Semisal tangga darurat ataupun di sepanjang jalar menuju ke luar gedung. Agar fungsinya maksimal, penerangan darurat wajib terus menyala. Sekalipun tanpa suplai dari listrik PLN.

Konstruksi Tahan Api

Setiap bagian gedung wajib dilengkapi konstruksi tahan api. Dengan begitu, api penyebab kebakaran pun tidak bisa menyebar luas dan bisa diantisipasi secara dini.

Rambu Evakuasi Dan Rambu Alat Pemadam Api

Dua jenis rambu yang satu paket ini wajib ada untuk memberi informasi pada penghuni gedung. Rambu evakuasi bisa memberi tahu penghuni gedung ke mana arah evakuasi berada. Rambu evakuasi juga bisa memberi petunjuk di mana titik kumpul dan pintu keluar berada.

Sementara itu, rambu alat pemadam api bisa ngasih informasi penghuni gedung di mana alat-alat pemadam kebakaran berada. Nantinya, penghuni gedung bisa memakai alat-alat tersebut untuk pemadaman awal api kebakaran.

Alat Komunikasi Darurat

Alat ini bisa dipakai di bagian dinding tangga darurat. Adapun salah satu contoh alat ini adalah speaker yang bisa dipakai untuk memandu penghuni gedung yang hendak keluar saat kebakaran terjadi.

Sistem Proteksi Aktif

Merupakan sistem berisi alat atau instalasi yang bisa dipakai penghuni gedung untuk mendeteksi, serta memadamkan kebakaran. Adapun alat atau instalasi tersebut adalah:

  1. Instalasi Hydrant: merupakan instalasi hydrant yang bisa dipakai untuk memadamkan kebakaran gedung berskala besar.
  2. Instalasi Sprinkler Otomatis: adalah instalasi pipa yang hanya berfungsi saat kebakaran terjadi. Alat ini sepenuhnya berfungsi secara otomatis saat ruangan atau gedung mengalami panas ruang sebesar 68 derajat celcius.
  3. Instalasi Alarm dan Pendeteksi Kebakaran: dari namanya saja sudah jelas kalau ini adalah instalasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan memberi tahu adanya kebakaran pada gedung. Instalasi ini bisa dijalankan secara manual ataupun otomatis.
  4. Alat Pemadam Api Ringan (APAR): adalah alat pemadam kebakaran berbentuk tabung dan cukup ringan untuk dibawa. Isi dari alat ini cukup bervariasi, tergantung tipe APAR itu sendiri.

Perbedaan Sistem Kebakaran Aktif dan Pasif

Dari kedua sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung, baik aktif maupun pasif bisa diambil kesimpulan bahwa kedua cara ini memang memiliki fungsi yang sama. sebagai proteksi terhadap risiko terjadinya kebakaran. Namun jika dilihat dari cara yang dilakukan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Perbedaan Utama

Sistem perlindungan kebakaran aktif membutuhkan berbagai bentuk respon untuk proses pengaktifannya. Contohnya seperti fire detector yang memerlukan berbagai indikator. Seperti indikator api, panas, atau asap. Sedangkan alat pemadam api berperan untuk memadamkan api jika memang terjadi kebakaran. Dengan cara ini, kebakaran bisa segera ditanggulangi tanpa harus menunggu lebih banyak lagi korban.

Berbeda dengan sistem kebakaran pasif. Sistem ini berfungsi untuk menghambat proses kebakaran dengan menggunakan berbagai material penghambat api. Lalu kenapa disebut sebagai alat proteksi kebakaran pasif? Karena sifatnya memang pasif. Alat ini selalu bisa digunakan kapan saja tanpa harus mengaktifkan dengan berbagai cara. Baik cara manual maupun cara otomatis.

Sedangkan jika melihat dari cara mendapatkannya, kedua jenis perlindungan terhadap api ini juga berbeda. Perlindungan pasif banyak tersedia di beberapa toko bangunan. Sedangkan perlindungan aktif hanya tersedia di penyedia jasa layanan fire protection. Yang memasangnya harus tim ahli yang berpengalaman agar hasilnya lebih maksimal.

Keawetan

Lalu bagaimana dengan keawetannya. Selama kedua jenis alat proteksi kebakaran ini dirawat dengan baik, bisa memiliki umur yang cukup panjang. Jangan lupa lakukan maintenance untuk memastikan alat bisa berkerja sebagai mana mestinya.

Perannya yang cukup penting membuat pemilik gedung menggunakan dua alat proteksi ini secara bersamaan. Saling support untuk hasil yang lebih maksimal. Untuk beberapa bangunan lama memang jarang menggunakan proteksi kebakaran pasif. Namun untuk beberapa konsep bangunan baru, penggunaan alat proteksi pasif ini telah ada sejak pembangunan gedung atau rumah hunian. Tujuannya adalah melindungi gedung dari kebakaran sejak dini.

Jadi, pastikan Anda memasang kedua jenis alat proteksi ini untuk memastikan gedung mendapat proteksi terbaik terhadap kebakaran yang bisa datang kapanpun dan dengan penyebab apapun.

Bantuan Dari Pihak Lain

Perlu adanya bantuan dari pihak lain agar kita bisa menerapkan sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung secara optimal. Untunglah, sekarang sudah ada kontraktor atau penyedia jasa yang bisa membantu kita untuk hal tersebut.

Dan Totalfire Indonesia adalah salah satunya. Penyedia jasa fire protection yang sudah hadir selama 15 tahun ini bisa bantu kita menerapkan sistem keselamatan kebakaran. Khususnya, sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung. Sistem tersebut nantinya bakal diterapkan secara proporsional. Baik berdasarkan standar nasional ataupun internasional (NFPA).

Demikianlah artikel soal sistem manajemen keselamatan kebakaran gedung ini. Semoga bermanfaat dan buatmu berminat menerapkan salah satu sistem fire protection tersebut. Kalau ada saran atau pertanyaan, langsung saja utarakan via kolom komentar. Sampai jumpa!