
Fire alarm system berperan penting dalam sistem proteksi kebakaran karena memberikan peringatan dini yang memungkinkan evakuasi dan respon cepat. Perangkat tersebut dapat memberikan peringatan dini ketika muncul potensi kebakaran. Pada tempat kerja atau bangunan bertingkat, alat ini harus ada. Instalasi perangkat pencegah kebakaran ini perlu mengikuti standar dan prosedur. Agar dapat bekerja secara optimal, juga perlu mematuhi SOP pemeliharaan fire alarm system.
Contents
- 1 SOP Pemeliharaan Fire Alarm System
- 1.1 Pemasangan dan Pemeliharaan Sistem
- 1.2 Pengujian dan Frekuensi Inspeksi
- 1.3 Komunikasi dan Koordinasi dengan Pihak yang Bersangkutan
- 1.4 Penyuluhan dan Pelatihan Karyawan
- 1.5 Pengelolaan Alarm Palsu
- 1.6 Pemeliharaan Catatan dan Dokumentasi
- 1.7 Prosedur Evaluasi Kebakaran
- 1.8 Pembaharuan dan Peningkatan Sistem
- 1.9 Respon dan Manajemen Insiden
- 1.10 Perencanaan dan Evaluasi Kebutuhan Pemeliharaan
- 2 Larangan dalam SOP Pemeliharaan Fire Alarm System
SOP Pemeliharaan Fire Alarm System

Kunci keberhasilan sistem deteksi dini kebakaran adalah sensor yang mampu mendeteksi asap, panas, atau api secara akurat dan cepat. Sistem ini memberikan peringatan secara cepat kepada penghuni gedung atau area kerja. Sehingga dapat mengamankan diri dan aset sebelum terjadi bencana besar. Ini menyebabkan peringatan kebakaran harus selalu aktif.
Sayangnya, pemakaian perangkat secara terus-menerus bisa menimbulkan penurunan kerja dan kerusakan. Apalagi jika fire alarm yang tidak menjalani pemeliharaan berkala rentan mengalami kerusakan atau keterlambatan respon saat terjadi kebakaran. Maka dari itu, sangat penting memelihara sistem peringatan dini ini. Agar dapat bekerja secara optimal dalam jangka panjang. Tentu saja, merawatnya harus memperhatikan SOP pemeliharaan fire alarm system.
Pemasangan dan Pemeliharaan Sistem
Proses instalasi dan perawatan fire alarm harus mengikuti peraturan nasional, seperti SNI dan Permen PU, serta dapat merujuk pada standar internasional seperti NFPA 72. NFPA 72 mengatur tentang standar dan spesifikasi perangkat alarm kebakaran dan kode sinyal. Penggunaan komponen yang memenuhi standar membuat kinerja alat menjadi optimal.
Pengujian dan Frekuensi Inspeksi
Untuk menjaga usia perangkat maka perlu melakukan pengujian setelah proses instalasi selesai. Ini juga berlaku pada gedung atau bangunan yang baru akan digunakan. Sebelum memakai bangunan untuk bekerja, sebaiknya melakukan uji coba peralatan terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui sistem dapat beroperasi dengan baik dan aman.
Pihak pengelola gedung atau pemilik perusahaan wajib membuat jadwal rutin pemeriksaan alat. Frekuensi inspeksi sebaiknya mengikuti standar seperti NFPA 72, yang mengatur inspeksi visual bulanan dan pengujian sistem secara berkala, minimal setiap 6 bulan. Prosedur ini dapat meminimalkan terjadinya kegagalan fungsi perangkat.
Komunikasi dan Koordinasi dengan Pihak yang Bersangkutan
Mungkin banyak yang belum mengetahui hal ini. Idealnya, sistem alarm terhubung ke central monitoring station atau sistem pengawasan terpadu yang dapat segera meneruskan sinyal ke petugas pemadam kebakaran jika diperlukan. Ini termasuk dalam SOP yang berkaitan dengan komunikasi dan koordinasi yang efektif. Setidaknya, kebakaran bisa segera teratasi karena terjalin koordinasi yang cepat dan tepat.
Penyuluhan dan Pelatihan Karyawan
Seluruh karyawan pada setiap perusahaan wajib mengerti tentang kebakaran. Sebab dalam melakukan pekerjaan harus menyadari pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. Ini termasuk tentang potensi kebakaran di tempat kerja.
Biasanya, perusahaan memiliki tim khusus untuk melakukan penyuluhan dan edukasi pada seluruh karyawan. Materi tentang potensi bahaya kebakaran, sistem proteksi kebakaran, cara kerja sistem alarm kebakaran dan langkah yang dilakukan saat alarm berbunyi.
Edukasi tidak hanya dilakukan secara teori. Karyawan juga harus mengikuti simulasi evakuasi secara rutin agar familiar dengan prosedur keselamatan dan rute evakuasi. Tak lupa, pengetahuan tentang menggunakan alat pemadam kebakaran juga perlu semua jajaran mengerti.
Pengelolaan Alarm Palsu
Sensor penangkap tanda-tanda kebakaran bisa jadi salah. Penyebabnya bisa karena rusak atau mengalami kegagalan sistem. Tentu saja ini menimbulkan kebingungan jika alaram berbunyi tanpa sebab. Alarm palsu harus dianalisis penyebabnya, apakah karena detektor sensitif, pemasangan yang salah, atau gangguan teknis, dan kemudian dilakukan kalibrasi ulang atau penggantian unit bila perlu. Pihak yang bersangkutan sebaiknya mengambil langkah untuk menanggulangi kejadian ini. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam deteksi dan pemeriksaan.
Pemeliharaan Catatan dan Dokumentasi
Sebelum beroperasi, pihak profesional akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Untuk memastikan sistem dapat berjalan dengan lancar dan aman. Maka, setiap kegiatan uji coba, uji kelayakan, uji keamanan dan pemeliharaan rutin harus memiliki catatan.
Catatan tersebut terbentuk dalam sebuah dokumen yang menyesuaikan standar NFPA. Perusahaan wajib menyimpan dokumen tersebut secara rapi dan aman. Sebab, dokumentasi ini penting untuk investigasi, audit keselamatan, pembuktian kepatuhan hukum, serta klaim asuransi.
Prosedur Evaluasi Kebakaran
Keselamatan dan keamanan orang yang berada di dalam gedung merupakan hal penting. Dalam Rencana evakuasi merupakan bagian dari Emergency Response Plan (ERP), namun harus disesuaikan dengan sistem alarm yang digunakan. Perencanaan evakuasi perlu disusun dengan matang dan jelas. Isinya, berupa titik kumpul aman dan rute evakuasi. Perusahaan sebaiknya melakukan latihan evakuasi pada karyawan secara rutin.
Pembaharuan dan Peningkatan Sistem
Teknologi selalu berkembang setiap tahun. Begitu juga pada sistem pendeteksi dini kebakaran. Perusahaan wajib memperbarui sistem fire alarm secara berkala sesuai perkembangan teknologi dan standar seperti SNI dan NFPA. Perubahan tersebut mengacu pada standar yang berlaku.
Respon dan Manajemen Insiden
Perangkat pendeteksi kebakaran merupakan upaya memberikan keamanan dan kenyamanan dalam beraktivitas. Hanya saja, peralatan lengkap dan canggih tidak berguna tanpa ada respon yang tepat. Penanganan insiden kebakaran harus diatur dalam prosedur tanggap darurat terpisah, namun perlu terintegrasi dengan sistem alarm kebakaran. Harus ada orang ahli yang berperan aktif dan bertanggung jawab selama kejadian dan setelah proses evakuasi.
Perencanaan dan Evaluasi Kebutuhan Pemeliharaan
Proses pemeliharaan fire alarm memerlukan rencana yang terstruktur. Dari hasil pengecekan secara rutin maka didapatkan hasil berupa kondisi perangkat. Ini memunculkan gagasan sebagai bahan evaluasi untuk perawatan selanjutnya.
Larangan dalam SOP Pemeliharaan Fire Alarm System

Kegagalan sistem alarm bisa terjadi karena hal yang tak terduga. Maka kegiatan pemeliharaan alat sesuai SOP sangat disarankan. Tentu saja hal ini memerlukan perhatian serius. Jangan sampai, melakukan larangan berikut ini saat melakukan pemeriksaan berkala:
Alat yang terus menerus terpakai akan mengalami penurunan fungsi. Ini terjadi pada semua perangkat. Untuk itu, terkadang perlu mengganti beberapa komponen. Sangat penting selalu menggunakan komponen yang sesuai standar dan sudah tersertifikasi. Penggunaan komponen yang tidak kompatibel dapat menimbulkan masalah perangkat di kemudian hari.
Mengabaikan Regulasi yang Berlaku
Tujuan utama adanya SOP adalah untuk mengatur setiap pemeriksaan sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan. Setiap langkah dalam prosedur telah dirancang berdasarkan analisis risiko dan best practice di bidang proteksi kebakaran. Jangan sampai melewatkan langkah kerja maupun keluar dari jalur. Belum tentu langkah pribadi adalah keputusan terbaik.
Kegiatan Pemeliharaan harus dilakukan oleh Ahlinya
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan sistem alarm tidak boleh dilakukan oleh orang awam. Sebab, pemeriksanya harus mengantongi sertifikat resmi dan ahli dalam bidang ini. Jika perusahaan tidak memiliki orang yang ahli maka sebaiknya menggunakan jasa pemeliharaan sistem proteksi kebakaran dari vendor yang terpercaya.
Setiap perusahaan penting sekali mematuhi SOP pemeliharaan fire alarm system. Apalagi, pekerjaan dengan resiko kebakaran tinggi memerlukan perawatan pendeteksi rutin. Agar kinerja sistem selalu optimal dan aman. Sehingga seluruh karyawan dapat bekerja dengan nyaman.