Sistem Alarm Kebakaran Konvensional Jadi Solusi Jitu Deteksi Kebakaran

Sistem Alarm Kebakaran Konvensional, kontraktor fire jakarta, surabaya, semarang, papua, makassar, medan

Musibah kebakaran tentunya tidak diinginkan oleh siapapun. Peristiwa kebakaran terjadi karena beberapa faktor, baik human eror maupun faktor alam. Faktor human eror biasanya disebabkan karena kelalaian manusia, di antaranya: lupa mematikan sumber api (misalnya kompor gas), konsleting listrik, perambatan api karena bahan-bahan di sekitar mudah terbakar, serta ketiadaan alat pemadam kebakaran. Merespon hal tersebut maka dalam rangka pencegahan diperlukan pendeteksi kebakaran, salah satunya berupa alarm. Alarm kebakaran sebagai peringatan dini berguna dalam menginformasikan adanya kebakaran di awal peristiwa itu terjadi.

Sebagaimana pembahasan sebelumnya tentang alarm kebakaran, bahwa sistem alarm kebakaran dikelompokkan menjadi 3, yaitu sistem alarm kebakaran konvensional, sistem addressable, dan sistem gabungan. Pada kali ini, kita akan mengulas tentang alarm kebakaran konvensional. Alarm kebakaran konvensional merupakan sistem pendeteksian kebakaran yang sederhana. Sistem ini menggunakan pengelompokkan zona. Sistem ini sangat efektif untuk bangunan yang di dalamnya tidak terdapat banyak ruangan, misalnya gedung rumah, gedung puskesmas, gedung sekolah, dan sebagainya. Selain itu, sistem alarm kebakaran konvensional juga dapat diinstalasikan pada gedung bertingkat dengan catatan di setiap lantai gedung terdapat master kontrol panel untuk memudahkan pengelompokkan ruangan ke dalam satu zona.

Komponen Sistem Alarm Kebakaran Konvensional

Pada dasarnya, sistem alarm kebakaran merupakan suatu sistem guna mendeteksi ketika terjadi kebakaran. Sistem alarm kebakaran memiliki beberapa komponen, yaitu:

  • Master Kontrol Alarm Kebakaran

Alat ini merupakan panel kontrol alarm kebakaran yang terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem konvensional dan sistem modern (addressable). Pada sistem konvensional, jika peristiwa kebakaran terjadi maka master kontrol hanya menyalakan lampu LED saja. Kapasitas zona instalasi pada sistem konvensional ini dapat menjangkau 10 zona.

  • Detektor

Pendeteksi kebakaran ini memiliki beberapa variasi jenis sesuai dengan cara kerjanya atau indikator yang dideteksinya, contoh detektor suhu, detektor panas, detektor asap, dan sebagainya. Pendeteksi yang dapat diinstalasi secara maksimal (misalnya pendeteksi asap) adalah 30 detektor asap. Hal ini karena menyesuaikan ketersediaan arus. Arus dapat memengaruhi indikator kebakaran. Semakin banyak detektor, maka indikatornya semakin berkurang.

  • Alarm Set Audio Visual

Merupakan jenis-jenis alarm yang terkelompokkan berdasarkan fungsi, yaitu alarm yang dapat didengar (mengeluarkan bunyi) maupun alarm yang dapat dilihat oleh mata (mengeluarkan cahaya).

  • Tombol Titik Panggil Manual

Tombol titik panggil manual hanyalah sebuah tombol biasa. Pada saat melihat peristiwa kebakaran, maka orang yang ada di sekitar tombol tersebut wajib menekannya sebagai pemberi tanda. Selain itu, juga ada jenis lain yakni tombol tarik dan handle tarik. Sesuaikan pengoperasian dengan petunjuk pemakaian yang ada.

Alat ini merupakan tambahan dari master kontrol, berfungsi sebagai monitor pemantauan. Alat ini digunakan di ruang pengontrolan atau ruang lain seperti lobi dan keamanan.

Cara Kerja Sistem Alarm Konvensional

Cara kerja pada sistem ini adalah master kontrol alarm kebakaran mendapatkan sinyal input langsung yang berasal dari seluruh detektor yang dipasang. Untuk dapat menghubungkan antar detektor juga detektor ke master kontrol, sistem ini menggunakan kabel isi dua sehingga disebut juga 2-Wire Type. Dalam satu zona, pemasangan kabel dapat dilakukan secara seri maupun pararel sesuai dengan output yang diinginkan. Selain menggunakan kabel isi dua, juga dapat menggunakan kabel isi empat (2-Wire Type).

Yang menjadi ciri khas adalah sistem ini tidak menunjukkan dari detektor instalasi ruangan apa sinyal itu berasal sehingga disebut sistem alarm kebakaran konvensional ini juga disebut sebagai non addressable system. Input tersebut langsung memerintahkan output untuk melakukan respon.

Pada prinsipnya, deteksi sebagai input dari suatu kebakaran kemudian diproses pada sistem sehingga akan terevaluasi di master kontrol sebagai outputnya. Hal ini dapat berupa berbagai cara seperti bunyi alarm, bunyi klakson, bunyi lonceng, atau bunyi-bunyi digital. Selain itu, juga dapat dihubungkan dengan output berupa: sistem pengendali asap bukaan tangga kebakaran, sistem lift, sistem tangga darurat, maupun sistem ruangan penyejuk.

Catatan Penting

Pada sistem alarm kebakaran konvensional tentunya biaya instalasi lebih murah daripada yang modern, khususnya untuk wilayah bangunan hunian. Akan tetapi, hal ini juga bergantung jumlah instalasi. Perlu menjadi catatan bahwa sistem ini memiliki area instalasi dengan sistem zonasi sehingga akan berdampak agak lambat pada pendistribusian alat pemadam kebakaran (khususnya di wilayah gedung bertingkat) karena harus mencari terlebih dahulu epicentrum kebakaran. Akan tetapi, hal ini bisa disiasati dengan penempatan alat pemadam yang menyebar dan strategis di setiap lantai.

Apabila bangunan anda ruangannya sederhana dan tidak banyak, maka sistem alarm kebakaran konvensional ini sangat cocok untuk digunakan. PT. Totalfiire Indonesia senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik untuk para pelanggan. Kami menyediakan produk alarm konvensional maupun jasa instalasi pemasangannya.